CERITA : ANTARA LELAH FISIK ATAU PSIKIS




Setiap manusia pasti pernah merasakan lelah dalam hidupnya, baik lelah ketika atau setelah aktivitas di luar seperti bekerja, berlibur, hangout bersama teman, olahraga dan lain – lain, maupun di dalam rumah seperti membersihkan rumah, mencuci, menulis, membaca, olahraga dan lain – lain. Tapi pernahkah kita bertanya mengapa saya lelah? Kenapa saya sudah istirahat namun tetap kelelahan?





Umumnya ketika orang – orang merasa lelah, maka mereka akan tidur atau mungkin bersantai untuk mengisi kembali tenaga yang hilang sehingga kembali segar dan bersemangat. Tetapi, tahukah kamu bahwa tidak selamanya lelah yang dialami oleh seseorang itu dapat diatasi dengan cara bersantai atau beristirahat.


Kelelahan itu sendiri terbagi atas 2 kelompok, yaitu lelah fisik dan lelah psikis. Terkait kelelahan fisik merupakan permasalahan umum seperti yang sempat dijelaskan diatas dimana lebih mudah dalam cara mengatasinya dibandingkan dengan lelah psikis.


Secara umum ciri seseorang sedang mengalami kelelahan psikis ialah merasa lelah dan masih mengantuk meski sudah cukup tidur, emosi yang tidak stabil dan mudah dengan cepat berubah – ubah, merasa malas untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain (sebagai catatan bahwa ini juga merupakan salah satu ciri orang introvert, namun pada orang intovert lebih sulit dibedakan melalui ciri ini apakah ia mengalami lelah psikis atau tidak), merasa semua yang dilakukan tidak berharga dan tidak ada artinya, tiba – tiba tidak mau atau tidak dapat berkomunikasi dengan baik sehingga lebih cenderung diam, merasa memiliki beban hidup yang sangat berat, serta merasa kesepian dan bahkan menangis secara tiba- tiba.


Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan Dr. Luqman Hidayatullah, ia mengatakan bahwa “sebenarnya memang diketahui seseorang memiliki ‘stamina’ mental. Untuk berpikir, berinteraksi, membaca atau belajar, dan lain – lain. Jika ‘stamina’ mental ini terus – menerus terkuras maka bisa mengakibatkan munculnya stres dan burnout”.


Sebagai catatan, berdasarkan catatan Wikipedia (2019) yang diakses pada hari selasa (17/12/19) Burnout merupakan istilah psikologi yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga dan kemampuan seseorang. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1974.  


Menurut Stamm, B (2005) dalam ProQUOL Manual menjelaskan burn out dalam perspektif penelitian, yaitu diasosiasikan dengan perasaan tanpa harapan dan kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau kesulitan mengerjakan pekerjaan secara efektif.


“Bedanya dengan lelah fisik adalah bila lelah fisik bisa diperbaiki dengan istirahat, makan, maka lelah mental ini makannya adalah me time, liburan, melakukan hal – hal yang disuka atau hobi, berkumpul dengan sahabat, tidur juga termasuk diantaranya” lanjut Dr. Luqman. Kemudian dokter Luqman pun menambahkan, “lelah mental ini lama – lama juga bisa menjadikan gejala fisik ya jika stressor terus dialami.”.


Dokter Luqman pun memberikan saran bagi yang sedang mengalami lelah psikis ini untuk melakukan jeda kegiatan yang membuat penat. “Jadi saya sarankan untuk melakukan jeda kegiatan jika sudah penat, mungkin untuk belajar dibagi menjadi porsi – porsi kecil setiap harinya, misal 2 halaman sehari namun konsisten. Juga jangan lupa beribadah ya” lanjutnya memberikan saran.


Terkait dengan perubahan mood atau moodswing yang wajar dan tidak mengganggu kehidupan sehari – hari, maka ini tidaklah masalah. Akan tetapi, jika moodswing ini menyebabkan timbulnya kesedihan yang berlarut – larut, sulit makan dan tidur, rasa bersalah yang kuat, pesimis, ingin bunuh diri, maka dokter Luqman menyarankan untuk periksakan diri ke psikiater, sebab itu bukan lagi moodswing melainkan gejala depresi.

  
Namun berdasarkan pengalaman penulis sendiri yang pernah beberapa tahun yang lalu mengalami gejala yang mungkin akut ini untuk pertama kalinya akibat masalah yang sangat mengguncang psikologi dan datang secara bertubi – tubi hingga mungkin bulanan, cara mengatasinya selain ke psikiater ialah bersabar dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya serta ingatlah orang – orang yang sangat berharga dalam kehidupan kita. 

Yakin bahwa mereka pun tidak ingin kita depresi, menderita dan melakukan hal – hal negatif, karena kita sangat berharga bagi mereka juga. Yakinlah bahwa ketika dirimu diguncang dengan ujian yang amat berat, itu berarti kamu memiliki potensi besar menjadi orang atau ciptaan-Nya yang luar biasa, dimata Sang Pencipta tentunya. Jadi tidak perlu khawatir jika orang menilaimu biasa, yang paling penting ialah penilaian dari Sang Pencipta.


Pilih mana, di anggap mulia bagi sesama mahkluk (yang ingkar dan buruk) tapi dianggap biasa bahkan buruk oleh Sang Pencipta dan orang – orang yang taat atau dianggap muliah oleh Sang Pencipta plus sesama mahkluk yang taat tapi dianggap buruk oleh sesama mahkluk yang ingkar dan buruk?. 


Namun, jika kamu tidak mampu menghadapinya secara mandiri atau mungkin sangat parah, maka ada baiknya jika mengikuti juga saran dari dokter Luqman diatas.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA : MEMAHAMI REWORK DAN SCRAP

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)