AUDITING : ANALISIS DUPONT (DUPONT ANALYSIS)

Analisis DuPont : By Indra Y.P


A.  Mengenal Analisis DuPont
Bagi para pemangku kepentingan tentunya sangat penting dalam menganalisa keuangan dari suatu perusahaan dengan baik agar tidak salah dalam mengambil suatu keputusan, apakah itu keputusan investasi (investment) maupun keputusan pembiayaan (funding) atau terkait pembuatan keputusan lainnya. 


Dengan melakukan analisis keuangan suatu perusahaan, kita dapat mengetahui sejauh mana perkembangan kinerja sebuah perusahaan atau entitas bisnis beserta kondisi kesehatan keuangannya (corporate finacial health).


Terdapat berbagai macam cara untuk melakukan analisis keuangan suatu perusahaan dimana ada yang bersifat umum juga terdapat cara analisis yang bersifat khusus untuk suatu atau beberapa jenis industri saja. Salah satunya ialah analisis keuangan perusahaan menggunakan analisis Dupont (Dupont Analysis).


Analisis dupont ini merupakan metode analisis yang dicetus oleh DuPont Corporation pada tahun 1920 , yaitu perusahaan yang sangat terkenal yang bergerak di sektor industri kimia. Analisa dupont ini hampir sama dengan analisis keuangan perusahaan seperti biasa, hanya saja pendekatannya lebih integratif serta menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.


Penggunaan analisis ini umumnya sangat mudah sehingga penulis tidak akan mencantumkan contoh kasus, akan tetapi yang membuatnya sulit tentunya ialah apabila ditelusuri lagi secara lebih spesifik terkait akurasi angka yang dihasilkan. 


Juga akan lebih rumit lagi jika ini lebih di expand, sebab dalam analisis dupont ini tidak banyak memberikan informasi yang lebih rinci dan kritis, hanya terbatas pada rentabilitas serta likuiditas.
 



B.  Komponen , Interpretasi serta Rumus
Dalam metode dupont ini, angka return on investment ini sangatlah penting sehingga analisisnya akan dimulai dari angka ini dimana terdiri atas 2 komponen pembentuknya yaitu komponen net profit margin dan asset turnover


Secara sederhana, angka profit margin diperoleh dari hasil perhitungan earning after tax (EAT) dibagi dengan sales/income, sedangkan asset turnover diperoleh dari earning after tax (EAT) dibagi dengan total aset.


Menurut Sutrisno (2009:222) net profit margin yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Lebih detail lagi Kasmir (2008:200) menyebutkan net profit margin adalah ukuran keuntungan yang membandingkan antara laba sesudah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.


Lebih lanjut lagi Werner R. Murhadi (2013:63) menjelaskan net profit margin yaitu mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba neto dari setiap penjualannya. Jika semakin tinggi nilai net profit margin, itu menunjukkan semakin baik.


Menurut Lukman Syamsuddin (2011:62) total aset turnover adalah tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Lebih lanjut lagi J.P. Sitanggang (2014:27), perputaran total aset (asset turnover atau  total asset turn over-ATO atau TATO) yaitu rasio mengukur bagaimana seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dioperasionalkan dalam mendukung penjualan perusahaan.


Angka net profit margin ini sendiri berasal dari income statement yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan kemampuan atau prestasi marketing perusahaan. 


Semakin besar angka ini, mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mencetak kinerja keuangan yang baik dalam suatu periode tertentu juga menunjukkan secara general bahwa efektivitas dan efisiensi dari strategi bisnis yang disusun dan diterapkan oleh perusahaan semakin tepat. 


Namun yang perlu diperhatikan juga terkait angka penjualan dan laba disini ialah tidak semua sub elemen dari keduanya melibatkan cash sehingga berpengaruh pada likuiditas dan kontinuitas operasional perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang setiap harinya membutuhkan perputaran kas yang sangat tinggi.


Angka asset turnover ini merupakan komponen dari balance sheet atau statement of financial position, memberikan gambaran tentang efektivitas dan efisiensi dari manfaat yang dapat dihasilkan oleh berbagai aset yang dimiliki perusahaan. 


Semakin tinggi angka ini tentunya semakin baik dimana manfaat yang diperoleh dari penggunaan aset semakin maksimal, sebaliknya ketika angka ini semakin kecil berarti produktivitas aset yang dimiliki perusahaan semakin kurang maksimal. 

Lebih lanjut lagi perlu memperhatikan jumlah aset perusahaan secara lebih mendalam, dalam arti produktivitasnya serta sumbernya apakah pembiayaannya berasal dari liabilities atau stockholder equity,


Lebih jelasnya, beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai pertimbangan dalam melihat 2 komponen diatas juga ialah terkait elemen - elemen yang tidak berperan penting didalamnya, seperti yang sempat disinggung diatas yaitu terkait produktivitas aset, misalnya terdapat idle fund selama periode operasional tertentu. Tentunya angka ini perlu dieliminasi mengingat tidak mencerminkan komponen yang dianalisis sehingga angka yang dihasilkan lebih akurat.


Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)