ANGGARAN PERUSAHAN : ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)

Biaya Overhead Pabrik : By Indra Y.P





A. Pengertian Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik atau BOP secara ringkas dan singkat didefinisikan sebagai salah satu bagian dari keseluruhan biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri secara langsung pada produk atau kegiatan tertentu. Dengan kata lain,biaya overhead pabrik dapat dikatakan atau pengertiannya adalah biaya – biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi selain dari biaya produksi langsung (direct material cost) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost).


Menurut Salman (2013:26), biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Munandar (1998:157) mendefinisikan anggaran BOP sebagai anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya memuat jenis biaya BOP,  jumlah biaya BOP,  dan kapan BOP tersebut dibebankan yang di kaitkan dengan departemen BOP terjadi.


Contoh beberapa biaya overhead pabrik yaitu biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung seperti mandor dan supervisor atau lainnya, pajak bumi dan bangunan, premi asuransi, penyusutan, pemeliharaan, dan lain sebagainya.


Anggaran biaya overhead pabrik merupakan suatu perencanaan secara terperinci mengenai biaya produksi tidak langsung atau BOP selama periode tertentu yang akan datang. Perencanaan ini mencakup rencana jenis – jenis biaya overhead pabrik, jumlah biaya overhead pabrik, dan waktu pembebanan biaya overhead pabrik tersebut yang disesuaikan dengan masing – masing departemen di mana biaya overhead pabrik tersebut terjadi.


Umumnya, seoarang manajer keuangan yang dibantu oleh akuntan keuangan yang bertanggungjawab merencanakan dan melakukan penyusunan anggaran (budgeting) perusahaan, salah satunya anggaran biaya overhead pabrik. Tentunya penyusunan anggaran tersebut dilakukan dengan berkoordinasi dengan departemen terkait, dalam pembahasan ini biasanya yaitu departemen produksi beserta pejabat terkait.


B.  Manfaat Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Secara umum anggaran biaya overhead pabrik disusun sebagai perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendaliaan kegiatan – kegiatan pabrikasi atau produksi barang yang tentunya membantu pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Secara khusus, tujuan atau manfaat atau kegunaan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik antara lain  :

1.  Mengetahui penggunaan biaya overhead pabrik secara lebih efisien

2.  Menentukan harga pokok produksi secara lebih akurat

3. Mengetahui pengalokasian atau alokasi biaya overhead pabrik di setiap departemen (baik produksi maupun pembantu) di mana BOP tersebut dibebankan.

4. Sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik. Artinya, sejauh mana perusahaan mampu mengelola biaya – biaya tersebut dan merealisasikannya dalam periode tertentu yang telah dianggarkan.


Dengan demikian anggaran biaya overhead pabrik berguna sebagai dasar untuk penyusunan anggaran Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured budget), anggaran HPP atau Harga Pokok Penjualan (cost of good sold budget) dan anggaran kas (cash budget). Untuk lebih memahami poin ke-4 dari manfaat anggaran BOP terkait sebagai alat pengendalian, maka perlu diketahui tujuan dari pengendalian BOP berikut ini :

1. Untuk mengetahui sejauh mana perencanaan yang dapat direalisasikan atau akurasi anggaran yang dibuat.

2.  Untuk mengetahui jumlah biaya overhead pabrik sehingga dapat diukur.

3.  Untuk menentukan pertanggungjawaban sesuai dengan masing – masing departemen atau bagian.

4. Untuk melakukan evaluasi atau koreksi terhadap biaya – biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan.



C.  Jenis Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya
Dalam penyusunan anggaran perusahaan, perlu diketahui beberapa jenis biaya yang tentunya dapat berpengaruh terhadap penyusunan anggaran BOP tersebut. Berikut penggolongan tiga jenis biaya berdasarkan perilakunya :

1.   Biaya tetap (fixed cost)
Merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah atau tetap pada berbagai tingkat produksi, baik dalam tingkatan bahan mentah (primer), pengolahaan bahan mentah lebih lanjut (sekunder) maupun pada tingkatan pendistribusian (tersier).

Contoh dari biaya tetap ini seperti biaya penyusutan gedung, penyusutan mesin, penyusutan kendaraan, gaji pegawai bagian produksi, biaya sewa, perawatan rutin dan lain – lain.   
        
2.   Biaya variabel (variable cost)
Yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional sesuai dengan jumlah produksi pada periode tertentu. Semakin besar jumlah produksinya, maka semakin besar juga biaya yang dikeluarkan.

Untuk menghitung biaya variabel, tingkat kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (activity base), seperti jam kerja langsung (direct labor hour), jam mesin langsung (direct machine hour), jam reparasi langsung (direct repair hour) dan unit produk (liter, kg, meter, buah, dan lain – lain).


3.   Biaya semi variabel (semi variable cost)
Merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah, akan tetapi tidak proporsional dengan perubahan jumlah produksi. Artinya ketika terjadi perubahan pada jumlah produksi, maka jumlah biaya pun ikut berubah akan tetapi jumlah biayanya tidak seimbang dengan jumlah produksinya, sebab didalam struktur biaya ini terkandung biaya varibel dan biaya tetap. 

Seperti contoh misalnya biaya pemeliharaan dimana dalam pemeliharaan terdapat biaya tetap seperti ganti oli kendaraan dan isi bensin, perawatan mesin produksi akan tidak karat, akan tetapi disisi lain terdapat biaya variabel dalam pemeliharaan ini seperti ganti ban yang bocor, biaya mengganti komponen kendaraan yang rusak dan perbaikan mesin produksi yang tidak tiba – tiba tidak beroperasi dengan baik.

Contoh lainnya lagi seperti biaya listrik dimana unsur biaya tetapnya adalah penerangan pabrik sedangkan biaya variabelnya yaitu listrik untuk mengoperasionalkan mesin produksi.


D. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Untuk menyusun sebuah anggaran yang akurat, maka perlu diperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhinya, dalam pembahasan ini terkait biaya overhead pabrik. Berikut ini merupakan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, yaitu :

1. Anggaran unit yang akan diproduksi, terutama yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Artinya, perlu diperhatikan dengan baik unit yang akan diproduksi, khususnya terkait kualitas dan kuantitasnya.

   Jika unit yang diproduksi mudah rusak atau tidak sesuai standar atau kriteria yang dibutuhkan pasar atau tidak sesuai dengan jumlah permintaan yang potensial, maka realisasi dari anggaran BOP akan melenceng atau berbeda jauh dari yang dianggarkan yang tentunya akan mempengaruhi citra dan kinerja perusahaan khususnya citra atau penilaian kinerja sang manajer beserta pejabat – pejabat terkait lainnya dalam perusahaan.


2. Berbagai standar yang telah ditetapkan perusahaan maupun regulator, seperti misalnya standar pemakaian bahan pembantu agar produk terlihat lebih indah dengan biaya yang optimal, pemakaian listrik demi efisiensi biaya listrik, pemakaian maksimal bahan – bahan kimia dalam produk obat – obatan, dan lain – lain.


3. Sistim pembayaran upah yang digunakan perusahaan, apakah menggunakan sistim pengupahan borongan (biasanya terkait properti), atau sistim upah jam kerja, sistim co-partnership berupa upah kepemilikan saham atau obligasi (biasanya digunakan untuk memicu semangat atau mendongkrak kinerja karyawan), sistim upah premi atau umumnya dikenal bonus, sistim upah berkala (jumlah upahnya berdasarkan kemajuan dan kemunduran realisasi penjualan produk).


4. Metode depresiasi yang digunakan, khususnya terhadap aset tetap. Jika mengabaikan asumsi penggunaan metode depresiasi ini, maka hasil atau akurasi anggaran BOP tentunya akan berkurang.


5. Metode alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam memecah biaya menjadi beberapa kelompok dimana biaya tersebut terjadi. Metode alokasi biaya ini dimaksudkan untuk menentukan dan memperoleh biaya overhead pabrik dari masing – masing departemen atau bagian sesuai dengan porsi biaya yang terjadi di masing – masing departemen tersebut. Misalnya untuk memproduksi sabun mandi terdapat beberapa departemen yang berperan seperti departemen research and development serta departemen pengepakan.


E. Langkah & Cara Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Untuk lebih memahami ilustrasi atau bagaimana penyusunan atau penetapan tarif anggaran (budgeting) BOP serta kegunaannya dan cara hitungnya , maka pahami terlebih dahulu seperti apa cara menyusun anggarannya. Oleh karena biaya overhead pabrik terdiri atas 3 perilaku biaya maka penentuan anggaran biaya overhead pabrik yaitu dengan cara sebagai berikut :

1.  Untuk biaya yang bersifat tetap, maka biaya pada periode yang akan datang ditentukan sama dengan periode sebelumnya. Biaya tetap ini merupakan biaya yang jumlahnya ditentukan oleh pihak manajemen, baik bagian pabrik atau produksi atau manajemen puncak. Atau terkadang biaya tetap ini bisa juga ditentukan oleh pemerintah, seperti terkait penggunaan standart keamanan dalam berkerja.

2. Untuk biaya yang bersifat variabel akan ditentukan berdasarkan tarif tertentu yang disesuaikan dengan kondisi yang akan datang. Semisal dalam periode anggaran akan terjadi peningkatan upah minimum yang ditetapkan pemerintah, faktor inflasi bahan baku pembantu, dan lain – lain.

3.  Untuk biaya semi variabel biasanya ditentukan dengan melakukan analisis biaya historis selama beberapa periode yang lalu, kemudian mengelompokkannya menjadi biaya tetap dan biaya variabel.


F.   Contoh Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
PT. Daparasa Tampias merupakan produsen suatu jenis produk berbahan baku baja membutuhkan waktu pengerjaan selama 5 jam kerja untuk setiap unit produk yang dihasilkan nya dengan tarif tenaga kerja langsung Rp 7.500- per jam kerja.


Selama tahun 2011 dianggarkan jumlah produk yang dijual (unit) sebagai berikut : Kuartal I sebanyak 2.600; Kuartal II sebanyak 2.150; dan Kuartal III sebanyak 2.800. Perkiraan persediaan awal bulan : Januari 2011 sebanyak 1.600 unit; Mei 2011 sebanyak 1.350 unit; dan September 2011 sebanyak 1.520 unit. Sedangkan perkiraan persediaan pada akhir bulan Desember 2011 sebanyak 1.470 unit.

Biaya Overhead Pabrik dianggarkan untuk tahun 2011 dengan biaya tetap sebesar Rp 50.000.000, - per kuartal dan biaya variabel sebesar Rp 1.500, - per jam.


Diminta :
A.  Susunlah Anggaran Produksi tahun 2011 secara rinci
B.  Susunlah Anggaran Biaya tenaga kerja langsung tahun 2011 dengan cara terperinci
C.  Buatlah anggaran biaya overhead pabrik tahun 2011 secara rinci.





 


Keterangan :
Berdasarkan soal diatas, penulis membuat asumsi bahwa taksiran persediaan akhir setiap akhir periode (kuartal) sama. Maka perhitungannya :

-Produk Tersedia = Penjualan – Persediaan Akhir
-Produksi = Produk Tersedia – Persediaan Awal
-Total Biaya Variabel BTK = Tarif  x DLH (Direct Labor Hour) x Produksi
-Jumlah Biaya Variabel BOP = Tarif x DLH X Produksi
-Jumlah (Total Biaya) = Jumlah(Total) BOP variabel + Jumlah BOP Tetap



Mohon perbaiki melalui komentar jika terdapat kesalahan ya, baik di soal maupun jawabannya. Semoga resume materi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik ini bermanfaat dan mudah di pahami untuk kalian yang mencari apa itu anggaran BOP. . . :-)

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)