BISNIS DAN INVESTASI : INDUSTRI KELAPA SAWIT DI INDONESIA



A.  Pemahaman Dasar Produk Sawit
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri maupun bahan bakar (biodisel) yang sekarang sedang di terapkan di Indonesia dalam rangka efisiensi spending  bahan bakar. Indonesia merupakan penghasil minyak kepala sawit terbesar sekaligus konsumen terbesar. Secara lebih spesifik, minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit, lilin dan industri farmasi. 


Bagian daging buahnya menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang kemudia di olah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Keunggulan dari minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol dan memiliki kandungan karotena (semacam kandungan zat kimia yang dapat dikonversi tubuh menjadi vitamin A yang bermanfaat bagi kesehatan mata, kulit dan fungsi neurologis atau sistim urat saraf) tinggi. Selain manfaat utama yang telah disebutkan diatas, minyak kelapa sawit juga digunakan sebagai pengganti lemak susu dalam pembuatan susu kental manis dan tepung susu skim.


B.  Peta Persaingan Secara Global
Menurut Presiden Direktur PT. Astra Agro Lestari. Tbk Santosa, saat ini Indonesia merupakan produsen sekaligus konsumen terbesar kelapa sawit. Menurutnya pada tahun ini secara nasional akan ada peningkatan kemungkinan sekitar 2 juta ton. Sebagai catatan pada 2018 terjadi peningkatan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 4 juta ton. 


Pada awal 2019, secara umum industri sawit ikut terbebani dari sisi cost mengingat adanya peningkatan upah minimum sebesar 8,03%, tetapi sedikit terbantu dengan meningkatnya harga CPO. Tentunya tantangan utama adalah terus mencari pasar bagi produk CPO Indonesia. 


Untuk pasar ekspor, India masih menjadi konsumen terbesar, akan tetapi India masih menggunakan instrumen pajak untuk menahan laju impor mereka. Sisi negatifnya datang dari Eropa di mana mereka dengan kerasnya berkampanye negatif terhadap kelapa sawit dengan alasan dampaknya terhadap  lingkungan, akan tetapi permintaan Eropa di 2018 justru bertumbuh. Sebenarnya alasan tersebut tidaklah sepenuhnya negatif, sebab pelestarian lingkungan pun harus dikedepankan. 


Untuk itulah pemerintah Indonesia membuat suatu kebijakan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang bertujuan untuk mengurangi efek rumah kaca dan mengurangi atau menghilangkan dampak buruk penggunaan kelapa sawit terhadap lingkungan.


C.  Pengaruh Program B100 Dalam Peningkatan CPO Lokal
Program B100 merupakan rencana lanjutan dari program B20 yang mana maksudnya adalah porsi penggunaan bahan bakar yang berasal dari minyak nabati sepenuhnya (100%). Terkait program B100 masih belum jelas akan kebutuhan CPO berapa banyak dalam negeri. Menurut Santosa untuk mendorong implementasi program B100, bisa saja modelnya 4 – 5 juta to CPO sebagai bahan baku disubsidi sehingga harga B100 dapat bersaing dengan bahan bakar kendaraan lainnya. Sebagai tambahan, dengan penggunaan energi dari kelapa sawit ini diharapkan defisit transaksi berjalan Indonesia dapat mengempis.


D.  Sistim Integrasi Sawit dan Sapi
Sistim integrasi sapi dan sawit ini merupakan bauran antara bisnis peternakan sapi dengan kelapa sawit yang tentunya dapat mendukung kinerja industri sawit. Lebih jelasnya dukungan kinerja yang dapat diberikan dari hasil bauran ini yaitu sapi yang akan memakan rumput liar sehingga kebun lebih rapih, kemudian tanah juga mendapat bahan organik dari kotoran sapi sehingga dapat melakukan efisiensi spendingnya. Dengan beberapa keuntungan yang telah dijelaskan diatas, maka sistim integrasi kelapa sawit dan peternakan sapi ini sangat menjanjikan.

Semoga bermanfaat ya . . . :-)

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)