PERSPEKTIF : DAMPAK DARI DRAMA PANJANG BREXIT




A.  Latar Belakang Brexit
Brexit atau singkatan dari british exit yang merupakan ide atau gagasan bagi Inggris untuk keluar dari perserikatan Uni Eropa. Salah satunya yang paling tenar hingga sekarang yang mendukung aksi brexit tersebut adalah Pendana Menteri Inggris Theresa May. 


Pada tanggal 23 Juni 2016 merupakan awal penentuan bagi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa atau tetap berada di Uni Eropa dimana di adakan referendum atau pemungutan suara antara dua kubu yang memilih untuk hengkang dari Uni Eropa dengan yang memilih untuk tetap berada di Uni Eropa. Di mana hasil dari referendum ini mengarahkan Inggris untuk meniggalkan Uni Eropa diman 51,9% suara mendukung dan 48,1% suara memilih tetap berada di Uni Eropa.

Hasil referendum tersebut menimbulkan respon negatif bagi pendukung Inggris tetap di Uni Eropa. Masyarakat yang mendukung hal tersebut melakukan demonstrasi di jalan dan mengakibatkan semakin terpecahnya warga Inggris dalam banyak hal, mulai dari kalangan muda-tua, wilayah utara dengan selatan, wilayah perkotaan dengan pedesaan, hingga warga berpendidikan dengan yang kurang berpendidikan. 


Meskipun hasilnya telah jelas, namun proses Brexit tersebut tidak disetujui oleh Parlemen yang akhirnya membuat drama perceraian Inggris dengan Uni Eropa ini berlarut – larut hingga sekarang.


Pada hari Rabu 13 Maret 2019, anggota parlemen Inggris pun menolak lagi usulan untuk meninggalkan Uni Eropa dan kembali memperpanjang drama perceraian ini setidaknya hingga akhir Juni. Mengutip Reuters, setelah drama panjang, anggota parlemen memberikan total 321 suara dengan 278 suara atau 86,6% suara masih menolak brexit tanpa kesepakatan dalam keadaan apapun.


Baik yang mendukung brexit maupun yang menolak memiliki argumen dan pertimbangannya masing – masing. Bagi pihak pro brexit, mereka beragumen bahwa kontribusi pasar eropa terus menurun terhadap perekonomian Inggris. Sejak bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1973, Inggris justru mengalami defisit 30 juta poundsterling per hari. Di sisi lain, angka imigran dari Eropa terus meningkat dimana mereka bertujuan mencari pekerjaan di Inggris yang tentunya justru dapat berakibat hilangnya kesempatan kerja bagi masyarakat Inggris sendiri.

Bagi pihak yang menolak brexit, mereka memiliki argumen bahwa Inggris akan mengalami guncangan ekonomi yang hebat dimana diprediksikan Inggris akan kehilangan pendapatan sebesar 100 Miliar poundsterling baik yang berasal dari pajak akibat terjadi PHK besar – besaran terhadap pekerja asing sebesar 950 ribu di 2020 maupun dari manfaat akses perdagangan bebas antara negara anggota Uni Eropa.


B.  Dampak Brexit Bagi Uni Eropa dan Inggris
Masing – masing pihak akan terkena dampak negatif dari brexit apabila benar – benar terealisasikan. Berikut dampaknya bagi kedua belah pihak yang penulis rangkum :

1.  Uni Eropa akan kehilangan pemasukan yang merupakan kontribusi dari negara Inggris, sedangkan Inggris akan kehilangan pendapatan yang berdampak pada perekonomiannya yang diprediksi melambat.

2. Uni Eropa akan kehilangan akses pasar di Inggris yang mengakibatkan kegiatan ekspor melesu dan berkurangnya wisatawan, sedangkan bagi Inggris akan mengakibatkan nilai pounsterling melemah akibat adanya aksi jual pounsterling dari pasar uang maupun keluarnya dana asing akibat kekawatiran ekonomi Inggris yang memburuk serta meningkatnya penggunaan dolar dalam perdagangan internasional Inggris.

3. Investor akan cenderung lebih menyukai berinvestasi di Inggris ketimbang di negara – negara Uni Eropa lainnya pasca Brexit dengan pertimbangan nilai tukar yang lebih murah dan potensi ekonomi yang lebih baik bagi Inggris yang tentunya dapat memberikan return yang lebih tinggi juga, sedangkan bagi Inggris akan membantu kinerja ekspor akibat melemahnya ponsterling namun berakibat pada melemahnya impor yang berasal dari Uni Eropa.

4. Masyarakat Uni Eropa yang bekerja di Inggris akan kehilangan pekerjaannya dan tidak lagi memiliki akses yang mudah untuk bekerja di Inggris, sedangkan bagi Inggris akan mengakibatkan resesi akibat tersendaknya ekspor maupun impor yang memicu terjadinya inflasi yang tinggi akibat barang yang semakin langka dan melemahnya pounsterling.


C.  Dampaknya Bagi Indonesia
Setelah mengetahui dampaknya bagi kedua belah pihak yang bersangkutan, maka muncul pertanyaan bagi kita masyarakat Indonesia, “Apa dampaknya bagi Indonesia?”. Berikut beberapa dampak yang kemungkinan dapat terjadi jika brexit benar – benar terealisasi :

1. Keluarnya Investor asing dari Indonesia akibat menariknya ekspektasi return dari berinvestasi di Inggris.

2.   Rupiah dapat melemah dipicu keluarnya dana asing dan berkurangnya permintaan produk domestik oleh Inggris.

3.  Indonesia akan kehilangan pangsa pasarnya di Inggris yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan

4. Melihat psikologi masyarakat Indonesia yang suka dengan produk impor, maka tidak menutup kemungkinan produk Inggris yang tertahan akibat kehilangan pangsa pasar di Eropa akan dialihkan ke Indonesia yang tentunya akan membuat neraca perdagangan Indonesia defisit atau semakin defisit.

Semoga bermanfaat ya... :-)




Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)