ANALISIS DAN PERSPEKTIF : ANALISIS BISNIS SEMEN INDONESIA



A.  Pengenalan Perusahaan
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan pelat merah atau BUMN yang pertama kali berdiri pada 25 maret 1957 dengan nama NV Pabrik Semen Gresik dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 7 agustus ditahun yang bersangkutan. Pada awal pendiriannya, perseroan hanya memiliki kapasitas produksi sebesar 250.000 ton per tahun.


Jenis semen yang dihasilkan perseroan antara lain yaitu semen portland pozzolan cement, portland composite cement,  super masonry cement, dan oil well cement class G HRC yang dijual pada pasar semen dalam negeri maupun luar negeri. Sebagai informasi, perseroan juga memiliki anak usaha di provinsi Quang Ninh, Vietnam, dimana anak usaha tersebut bergerak di industri semen dan menjual produknya di pasar lokal dengan nama Thang Long Cement.



B.  Potensi Yang Dimiliki Perusahaan
Dengan terpilihnya kembali Jokowi sebagai Presiden republik Indonesia, maka berbagai rencana dan programnya terkait pembangunan infrastruktur dan satu juta rumah akan terus digenjot. Mengingat perseroan merupakan perusahaan milik negara atau BUMN, maka dapat dipastikan bahwa sebagian besar konsumsi semen untuk pembangunan infrastruktur dan program 1 juta rumah tersebut berasal dari semen milik perseroan.


Selain itu, lokasi perseroan yang tersebar di 3 pulau utama Republik Indonesia (Jawa, Sumatra dan Sulawesi) beserta 28 pabrik pengemasan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia membuat perseroan memiliki jaringan distribusi yang kuat sehingga mampu menekan biaya distribusi yang lebih rendah di bandingkan dengan para kompetitornya.


Meski di akhir 2019 lalu tercatat tingkat konsumsi semen domestik menipis, perseroan juga aktif menggenjot penjualan ke pasar internasional dimana perseroaan telah mencatatkan volume penjualan ekspor sebesar 3,87 juta ton dari fasilitas produksi di Indonesia selama periode Januari hingga November pada tahun 2019.



C.  Risiko Yang Harus Diwaspadai
Produk perseroan sangat berhubungan erat dengan bisnis properti dan infrastruktur. Artinya, apabila bisnis dalam sektor tersebut menurun maka permintaan akan semen perusahaan pun akan mengalami penurunan yang tentunya akan menggerus laba perseroan. Seperti pada gambar dibawah ini yang bersumber dari survei Bank Indonesia, menunjukkan penurunan dalam bisnis properti.



Tidak hanya itu, perlu diperhatikan juga tingkat pertumbuhan konsumsi semen curah yang pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi semen sak yang tentunya ini mengindikasikan bahwa ke depannya sebagian besar semen yang akan dikonsumsi Indonesia akan menjadi semen curah, yang pada umumnya memiliki volume penjualan yang tinggi namun menjanjikan tingkat margin laba yang lebih rendah. 


Perubahan dalam preferensi konsumsi semen tersebut akan membuat perusahaan lebih sulit untuk memiliki tingkat margin laba bersih yan tinggi demi menjaga menjaga konsistensi tingkat pertumbuhan volume penjualan semen.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)