AKUNTANSI KEUANGAN : PEMAHAMAN RASIO LIKUIDITAS



Secara ringkas dan sederhana, likuiditas merupakan hal yang penting dalam kegiatan operasional suatu bisnis, sebab likuiditas berkaitan langsung dengan kelancaran bisnis yang dilakukan. Menurut Bambang Riyanto (2010:25) rasio likuiditas yaitu berkaitan dengan masalah kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi finansialnya yang segera harus dapat dipenuhi. 


Lebih lanjut lagi menurut Syafrida Hani (2015:121) rasio likuiditas ialah kemampuan sebuah perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban – kewajiban keuangan yang segera bisa dicairkan atau yang telah jatuh tempo.


Tujuan atau manfaat dari rasio likuditas secara umum ialah untuk melihat seberapa likuid keuangan perusahaan sehingga mempengaruhi operasional serta kinerja perusahaan. Secara lebih spesifik bagi kreditur ini bermanfaat dalam menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan pelunasan kredit yang diberikan atau akan diberikan.


Bagi investor tentunya sangat bermanfaat terkait kemampuan perusahaan dalam memberikan return kepada pemilik modal yang umumnya dalam bentuk uang kas, dan seterusnya bagi pihak lainnya. Berikut ini beberapa rasio likuiditas :

1.   Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar atau Current ratio ini menggambarkan kemampuan atau prestasi perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar utang pinjaman, membayar utang atas barang dagangan atau jasa yang telah diterima.

Selain itu, melalui rasio ini sebenarnya kita dapat melihat tingkat kesehatan keuangan perusahaan khususnya terkait operasionalnya. Angka rasio ini dikatakan aman secara umum apabila berada diatas 100% atau diatas 1 yang menunjukkan perusahaan jumlah aset lancar perusahaan mampu menutup kewajiban jangka pendeknya (kurang dari 1 tahun). Rumusnya yaitu Aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.


2.   Rasio Cepat (Quick Ratio)
Makna dari kata cepat itu sendiri ialah semua bagian yang termasuk didalam angka rasio ini merupakan aset yang benar – benar lancar, yaitu dapat dengan segera ditukar dengan uang tunai.

Dalam hal ini, bagian yang dieliminasi ialah bagian dari aset lancar yang tidak dapat dengan segera dijadikan uang kas seperti persediaan (inventory) dan beban dibayar dimuka (prepaid expense) atau dapat disebut juga sebagai aset dibayar dimuka (prepaid asset), maksudnya dibayar telah dibayar terlebih dahulu bukan dibayar dengan duit di letakkan dimuka penjualnya ya. hehehe. Rumusnya yaitu Aset lancar dikurangi persediaan dan beban dibayar dimuka, kemudian dibagi utang lancar.


3.   Rasio Kas (Cash Ratio)
Sederhana saja bahwa rasio ini mengukur sejauh mana kepemilikan dana atau porsi kas dari sejumlah aset lancar perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Ini merupakan angka rasio yang sangat penting bagi kreditur juga investor, sebab secara umum baik investor maupun kreditur mengharapkan return dalam bentuk uang tunai atau kas. Rumusnya yaitu jumlah kas dibagi dengan jumlah aktiva lancar.


4.   Kas pada Utang Lancar (Cash to Current Liabilities)
Kembar tapi beda, seperti itu sebutan untuk rasio ini dibandingkan dengna rasio nomor 3. Jika pada rasio kas diatas mengukur jumlah ketersediaan dana atau uang kas dari sekian banyak jumlah asetnya yang lancar, pada rasio ini mengukur sejauh mana dana atau kas perusahaan mampu menutupi jumlah kewajiban jangka pendeknya. Tentunya akan sangat baik jika diatas 100%. Rumus perhitungannya yaitu jumlah kas perusahaan dibagi jumlah utang lancar perusahaan.


5.   Kas pada beban operasional (Cash to operating expenses)
Sesuai dengan namanya, maka dapat dipastikan bahwa rasio ini dapat menunjukkan kelancaran operasional bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Sebab, hampir dalam setiap kegiatan operasional perusahaan pasti melibatkan uang kas, dimulai dari biaya gaji buruh maupun karyawan, biaya transportasi, biaya pajak dan cukai, pembelian bahan baku dan lain sebagainya.

Rumus perhitungannya yaitu jumlah uang kas dibagi beban operasional perusahaan (terkait beban operasional menurut penulis pribadi yaitu beban operasional yang melibatkan uang kas saja).


6.   Modal kerja bersih pada total aset (Net Working Capital to Total Assets)
Masih seputar kembar tapi beda. Modal kerja bersih atau net working capital itu sendiri merupakan jumlah atau porsi aset lancar yang benar – benar dapat membiayai operasional perusahaan, dalam arti memang benar – benar modal yang dimiliki perusahaan.

Sebab, dalam porsi aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan sendiri terkadang terdapat porsi utangnya, artinya terdapat aset lancar yang berasal dari utang atau pinjaman. Terkadang beberapa pihak manajemen berusaha mempercantik likuiditas keuangannya dengan melakukan pinjaman sehingga secara singkat seolah – olah terlihat baik, atau terkadang juga digunakan untuk gali lubang tutup lubang, maksudnya membayar utang yang satu dengan menggunakan dana dari utang yang lainnya. Rumus dalam rasio ini yaitu aset lancar perusahaan dikurangi dengan utang lancar perusahaan kemudian dibagi dengan total aset.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : MEMAHAMI REWORK DAN SCRAP