AKUNTANSI KEUANGAN : MEMAHAMI ANALISIS BREAK EVENT POINT

Metode Break Event Point : By Indra Y.P


A.  Definisi Analisis Break Event Point (BEP)
Setelah dalam tulisannya sebelumnya membahas tentang analisis sederhana laporan keuangan dengan metode dupont time series, kali ini akan membahas analisis sederhana break event point, yaitu satu metode analisis keuangan secara sistematis yang tersusun atas beberapa variabel atau elemen terkait kinerja keuangan suatu perusahaan yang umumnya digunakan dalam kegiatan analisis keuangan, proyeksi keuangan atau perencanaan keuangan serta dalam pengambilan suatu keputusan ekonomis oleh berbagai pihak, khususnya para analis dan manajer.


Sederhana, singkat dan spesifiknya, analisis BEP dalam bentuk rumus yang didalamnya terdapat angka laba, biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan untuk memperkirakan kinerja keuangan historis maupun ke depannya sekaligus mengetahui hubungan diantara angka – angka tersebut.


Menurut Simamora BEP adalah volume penjualan di mana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba atau rugi bersih. Terkait komposisi dalam laporan keuangan, Garrison dan Noreen menjelaskan  BEP yaitu suatu tingkat penjualan yang dibutuhkan untuk menutupi total biaya – biaya operasional yang dikeluarkan dimana BEP tersebut adalah earning before interets and tax (laba sebelum bunga dan pajak).


Terkait volume penjualan, menurut Mulyadi BEP ialah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba yang dengan kata lain labanya sama dengan nol. Berikut rumus dari break event point :

Laba(Pr) = Penjualan(S) – Total Biaya(TC)
Pr = S – (Biaya Tetap(FC) + Biaya Variabel(VC))
Pr = S - (FC + (Price(P) x Quantity(Q)))
Pr = S – (FC + (P x Q))




B.  Kelemahan Analisis Break Event Point (BEP)
Di samping manfaat yang dapat dirasakan bagi para user-nya yang telah penulis paparkan diatas, tentunya terdapat beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yang merupakan kekurangan atau kelemahan atau keterbatasan yang terkandung dalam metode analisis break event point ini, yaitu sebagai berikut :

1.   Menggunakan asumsi bahwa harga jual bersifat konstan, padahal realitanya harga jual ini bersifat dinamis sesuai dengan dinamika pasar (supply-demand). Terkait kelemahan ini, maka dapat dilakukan analisis sensitivitas, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter – parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistim produksi dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

2.  Terdapat juga asumsi konstan dalam unsur biaya, padahal tidak selamanya biaya tetap itu selalu bersifat ‘tetap’, melainkan terkadang juga dapat berubah terkait perubahan dalam kebutuhan jangka panjang seperti pembelian mesin atau peralatan untuk memenuhi jumlah permintaan dari konsumen atau pelanggan dan lain sebagainya. Tentunya biaya variabel per unit pun akan terpengaruh oleh perubahan jumlah biaya tetap tersebut.

3. Jenis produk atau barang yang dijual tidak selalu hanya satu jenis. Menurut penulis pribadi, masalah ini dapat diatasi dengan menambah jumlah variabel.

4.  Asumsi biaya variabel berubah sejajar, padahal tidak selamanya perubahan biaya variabel akan sejajar atau searah.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA : MEMAHAMI REWORK DAN SCRAP

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)