AKUNTANSI KEUANGAN : METODE BIAYA PENYUSUTAN ASET TETAP




A.  Pengenalan Biaya Penyusutan
Aset tetap atau aset jangka panjang merupakan aset sangat berguna dan membantu kegiatan operasional perusahaan dalam jangka panjang. Akan tetapi, seiring berlalunya waktu beserta pemanfaatan yang dilakukan, kondisi dan performa dari aset tetap tersebut pun ikut menurun secara bersamaan.


Secara otomatis nilai jual dari barang tersebut akan berkurang, nah itulah yang dimaksud dengan umur ekonomis yang dimiliki setiap aset tetap. Meskipun begitu, angka umur ekonomis ini bersifat taksiran sehingga tidak heran jika terkadang nilai aset setelah penyusutan tidak sesuai dengan kondisi aset tersebut


Menurut PSAK No. 17, depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lebih lanjut Dwi Martani (2012:313) menjelaskan depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut.


Beberapa karakteristik penyusutan aset tetap (fixed asset depreciation) yang perlu diketahui yaitu dimana depresiasi merupakan penurunan nilai aset tetap (kecuali tanah) yang bersifat permanen, penyusutan atau depresiasi terjadi secara bertahap akibat penggunaan atau pemanfaatan aset maupun akibat berakhirnya waktu, penyusutan bukan bentuk penilaian aset melainkan proses pengalokasian biaya suatu aset terkait masa manfaat atau penggunaan efektifnya, depresiasi mengurangi nilai buku dan bukan nilai pasar dari aset, serta penyusutan hanya digunakan untuk jenis aset tetap berwujud saja.



B.  Macam – Macam Metode Perhitungan Biaya Penyusutan
Dalam akuntansi, terdapat berbagai macam pilihan atau opsi metode yang disuguhkan terkait perlakuan perhitungan suatu aset tetap. Berbagai macam metode inilah yang terkadang membuat nilai aset, kinerja serta kondisi keuangan suatu perusahaan dapat berbeda dari perusahaan lainnya meskipun perusahaan – perusahaan tersebut dalam situasi dan kondisi yang sama. Untuk lebih jelasnya, berikut ini contoh berbagai perhitungan metode penyutan aset tetap :

1.   Metode Garis Lurus
Misal pada 10 Februari 2019 pabrik roti Cheung Perwira membeli mesin oven dengan biaya perolehan Rp 13.000.000. Perkiraan umur ekonomis mesin oven tersebut yaitu 10 tahun dengan nilai residu Rp 3.000.000. Maka perhitungannya :

13.000.000 -  3.000.000 : 10 = Rp 1.000.000/tahun
11 : 12  x  1.000.000 = Rp 916.666,66 = Rp 916.667/ tahun 2019


2.   Metode Saldo Menurun
Pada 19 Oktober 2019 perusahaan tambang membeli mesin pengebor dengan biaya perolehan Rp 42.900.000. Perkiraan umur ekonomis mesin pengebir tersebut untuk 5 tahun tanpa nilai residu,  maka besarnya biaya penyusutan mesin sebesar 40% ((100% : 5) x 2)

Tahun
Penyusutan
Akumulasi
Nilai Buku



Rp 42.900.000
2019
40% x 42.900.000
Rp 17.160.000
Rp 17.160.000
Rp 25.740.000
2020
40% x 25.740.000
Rp 10.296.000
Rp 27.456.000
Rp 15.444.000
2021
40% x 15.444.000
6.177.600
Rp 33.633.600
Rp  9.266.400
2022
40% x 9.266.400
3.706.560
Rp 37.340.160
Rp  5.559.840
2023
40% x 5.559.840
Rp 2.223.936
Rp 39.564.096
Rp  3.335.904


3.   Metode Jumlah Angka Tahun
Pada 16 Juli 2019, penerbit Cinta Karya membeli sebuah mesin produksi dengan biaya perolehan Rp 25.450.000. Perkiraan umur ekonomis mesin tersebut adalah 5 tahun dengan nilai residu Rp 6.000.000. Maka jumlah angka tahun umur ekonomis dihitung dengan rumus berikut :

n (n+1) : 2 = 5 (5 + 1) : 2 = 15

Tahun
Penyusutan
Akumulasi
Nilai Buku



Rp 25.450.000
2019
5/15 x 19.350.000
Rp 6.450.000
Rp 6.450.000
Rp 19.000.000
2020
4/15 x 19.350.000
Rp 5.160.000
Rp 11.610.000
Rp 13.840.000
2021
 3/15 x 19.350.000
Rp 3.870.000
Rp 15.480.000
Rp  9.970.000
2022
2/15 x 19.350.000
Rp 3.870.000
Rp18.060.000
Rp  7.390.000
2023
1/15 x 19.350.000
Rp 1.290.000
Rp 19.350.000
Rp  6.100.000


4.   Metode Jumlah Unit Produksi
Pada tanggal 1 Januari 2019, perusahaan pertambangan batu bara membeli sebuah komputer khusus dengan biaya perolehan Rp 20.250.000. Perkiraan pemakaian ekonomis untuk komputer tersebut yaitu 2.000 jam dengan nilai residu 2.150.000. Maka penyusutan per jamnya yaitu sebagai berikut (asumsi pemakaian komputer selama 2019 sebesar 1.800 jam) :

(Rp 20.250.000 – Rp 2.150.000) : 2.000 jam = Rp 9.050/jam
Rp 9.050 x 1.800 jam = Rp 16.290.000 tahun 2019

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : MEMAHAMI REWORK DAN SCRAP