KOMUNIKASI BISNIS : DEFINISI KOMUNIKASI PERSUASIF (DEFINITION OF PERSUASIVE COMMUNICATION)
A. Pemahaman Pengertian
Komunikasi (Communication Definition)
Edwar Depari mengemukakan pendapatnya
bahwa komunikasi adalah penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan
melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan
ditujukan kepada penerima pesan. Kemudian ditegaskan oleh Everett M. Rogers
yang dikutip oleh Suranto A. W (2005, p. 15) bahwa komunikasi ialah proses yang
didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima
dengan tujuan untuk merubah perilakunya.
Selain itu, terdapat unsur – unsur komunikasi
atau hal – hal yang mendukung dan menciptakan adanya kegiatan komunikasi.
Menurut Aristoteles terdapat 3 unsur
komunikasi yaitu siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa yang
mendengarkannya. Berikut ini merupakan unsur – unsur komunikasi secara umum :
1. Komunikator
(Communicator)
Komunikator merupakan pihak yang
bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain,
komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki inisiatif
untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan atau interaksi. Komunikator tidak
hanya berperan sebagai pengirim pesan semata, melainkan juga memberikan sebuah
respon atau tanggapan dan menjawab dari proses komunikasi yang sedang
berlangsung. Jika tidak, tentunya tidak akan tercipta suatu komunikasi yang
baik. Sederhananya, anda hanya akan menjadi seperti orang berpidato yang fokus
dalam menyampaikan pesan tanpa adanya respon balik ketika penerima pesan
memberikan respon.
2. Pesan
atau Informasi (Information)
Informasi atau pesan merupakan
keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata
secara lisan, tulisan, gambar atau sebuah perantara lainnya. Pesan ini
mempunyai inti yaitu mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku
orang lain. Dengan kata lain, suatu pesan tidak hanya sekedar untuk menyampaikan
isi dari informasi atau pesan itu sendiri, melainkan juga memiliki tujuan lain
yang bersifat emosional. Sederhananya seperti misalnya ada seorang yang baru
kita kenal di jalan lalu tiba – tiba berbicara dengan kita, mungkin ia bertanya
kabar, nama, dari mana, sedang apa dan lain – lain, namun dibalik itu semua
bukan hanya sekedar jawaban pesan itu yang dicari melainkan ia ingin lebih
mengenal dan lebih dekat dengan kita.
3. Sarana Komunikasi (Channel)
Sarana komunikasi atau channel dapat disebut dengan media yang
digunakan sebagai penyalur pesan dalam sebuah proses komunikasi. Pemilihan
sarana atau media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang
akan di sampaikan
4. Komunikan
(Reveiver)
Komunikan yaitu sebutan bagi orang
yang menerima pesan atau berita yang disampaika oleh komunikator. Komunikan dapat
terdiri dari satu orang atau lebih, bisa pula dalam bentuk kelompok. Dalam
prosesnya, komunikan merupakan elemen penting karena dialah yang menjadi
sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk bisa mengerti pesan yang
disampaikan dengan baik dan benar. Sama halnya dengan komunikator, untuk
menciptakan suatu komunikasi yang baik maka harus memiliki respon yang baik.
Jika tidak, maka sesi komunikasi tersebut bagaikan komunikasi antar hakim
dengan terdakwa atau seperti sebuah sesi wawancara kerja dimana yang satu hanya
bertanya dan yang satunya lagi hanya menjawab secukupnya.
5. Umpan
Balik (Feedback)
Umpan balik dapat diartikan sebagai
jawaban komunikan atas pesan yang diberikan oleh komunikator kepadanya. Pada
komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan akan terus – menerus bertukar
peran. Seperti yang telah sempat dijelaskan diatas pada bagian akhir dari
komunikan dan komunikator, bahwa respon atau umpan balik merupakan kunci agar
komunikasi terjalin dengan baik, jika tidak maka proses komunikasi tersebut
akan menjadi seperti sebuah sesi wawancara kerja atau pidato. Bahasa gaulnya tu seperti "berasa nggak ada feel nya, kayak ngomong dengan chatbot atau robot.
6. Dampak
(Effect)
Dampak yaitu efek perbedaan yang
dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Apabila sikap dan
tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan, maka komunikator telah
berhasil dengan baik. Ini merupakan bagian penting yang akan menentukan
berlanjut atau tidaknya sebuah proses komunikasi dengan baik. Sederhananya
ketika kita berusaha melakukan komunikasi kemudian tidak direspon atau direspon
dengan sangat – sangat seadanya, maka itu menjadi suatu pertanda
ketidakberhasilan komunikator dalam menyampaikan pesan, baik diakibatkan oleh
si komunikator itu sendiri maupun akibat si komunikan yang cenderung memiliki respon yang tidak baik.
B.
Pemahaman
Pengertian Persuasif (Persuasive Definition)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
persuasif adalah suatu sifat membujuk secara halus supaya menjadi yakin. Dengan
kata lain, ketika seseorang sedang melakukan sesuatu secara persuasif, maka
berarti ia sedang melakukan dan mengusahakannya dengan teratur, lembut, santun,
tidak tergesa – gesa agar tujuannya dapat tercapai dengan baik.
C.
Pengertian
Komunikasi Persuasif
Burgon & Huffner (2002) meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasi sebagai berikut :
Burgon & Huffner (2002) meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasi sebagai berikut :
1. Proses
komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar
menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator.
2. Proses
komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap,
keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator. Pada definisi “ajakan”
atau “bujukan” adalah tanpa unsur ancaman atau paksaan.
D.
Pemahaman Pesan/Surat
Persuasif Dalam Dunia Bisnis
Menurut penulis, surat persuasif secara sederhana adalah
suatu bentuk komunikasi persuasif secara tertulis dalam rangka mempengaruhi
pembaca atau penerima surat agar bertindak sesuai dengan yang diharapkan oleh
penulis surat. Seperti misalnya surat dari kantor cabang kepada kantor pusat
terkait permintaan dana untuk sebuah proyek, penawaran kerja sama antara
perusahaan, ajakan kepada investor untuk ikut serta dalam pendanaan, surat
tagihan kepada pelanggan, penawaran produk terhadap pelanggan dan lain –
lain.
Tentunya ada banyak hal yang mempengaruhi kualitas dari
surat persuasif tersebut seperti kredibilitas penulis surat baik perusahaan
maupun individu, kemampuan penyusunan kata dan kalimat, kemampuan dalam
komunikasi khususnya secara tertulis, kemampuan psikologi untuk menyesuaikan
isi pesan dengan penerima pesan, daya tarik tampilan surat tersebut, kualitas
isi dari surat tersebut dan lain – lain. Secara singkat, pesan atau surat
persuasif harus memiliki kalimat rayuan atau ajakan yang berkesan dan menarik
bagi penerima surat sehingga penerima surat pun akan senang
membacanya.
Semoga bermanfaat. . . :-)
Comments
Post a Comment