ISLAM DAN HIJRAH : SERING TERJADI RIYA YANG TERSEMBUNYI


Riya’ secara bahasa artinya memperlihatkan. Sedangkan menurut istilah riya’ berarti memperlihatkan suatu ibadah dan amal shaleh kepada orang lain bukan untuk mencari ridha Allah SWT. Hukum riya’ tentunya haram dan dosa sebab perilaku ini dapat merusak keimanan, rusaknya ibadah dan amal bahkan bisa mengarah pada kemunafikan.

 

Seperti misalnya beribadah dan beramal shaleh agar di puji dan dikenal sebagai orang shaleh, untuk memikat hati lawan jenis yang kita cintai, untuk memperoleh dukungan politik, untuk mendapatkan perhatian dan memperoleh follower yang banyak, memikat hati calon mertua dan lain – lain. Allah SWT berfirman :

 

“Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang – orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya,” (QS. Al-Ma’Un 107 : 4-6)

 

“Wahai orang – orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut – nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang – orang kafir.” (QS. Al-Baqarah 2 : 264)

 

“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) dihadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa’ 4 : 142)

 

Dari 3 dalil diatas, sangat jelas bahwa ibadah dan amal shaleh yang diiringi dengan riya’ tidak akan memberi manfaat apapun kepada pelakunya meskipun sering dilaksanakan, melainkan hanya dosa dan semakin menjauhkannya dari keimanan. Bukannya menjadi lebih beriman, melainkan menjadi semakin dekat dengan kemunafikan.

 

Manfaat yang dimaksud diatas yaitu bertambahnya iman dan ahklak yang semakin mulia serta menambah amal shaleh atau pahala. Artinya para pelaku riya’ tidak akan merasakan dan mendapatkan manfaat – manfaat tersebut pada dirinya meskipun sering beribadah dan beramal shaleh, baik yang sunnah maupun yang wajib.

 

Lebih buruknya lagi jika riya’ yang dilakukan dengan cara tersembunyi yang terkadang sengaja dilakukan agar bisa berbuat riya’ tapi tidak dianggap riya’ oleh orang. Karena memang dalam diri manusia pada umumnya terdapat sifat yang suka untuk dipuja – puji dan mendapat pengakuan dari manusia lainnya, nikmat tapi dosa. Seperti:

 

1. Riya’ melalui ghibah atau gosip, yaitu membicarakan keburukan – keburukan orang lain khususnya terkait urusan agamanya dengan tujuan secara tersirat agar dirinya secara dianggap sebagai orang shaleh. Contoh si A bersama tetangganya atau keluarganya atau teman - temannya yang asik membicarakan si B yang jarang sholat atau jarang sedekah atau tidak pernah ikut kegiatan sosial, dengan harapan orang akan beranggapan bahwa si A merupakan orang baik karena yang rajin sholat, rajin sedekah dan rutin dalam mengikuti kegiatan sosial. Sudah melakukan riya’, ditambah dengan bumbu berghibah pula. Lebih komplit dosanya.

 

2. Riya’ dengan menunjukkan nikmat dan karunia yang diperoleh. Seperti misalnya ia menceritakan pernah mengalami kejadian luar biasa atau mukjizat sembuh dari suatu penyakit ke temannya padahal tidak ditanya atau tidak ada keperluan dakwah atau tujuan mulia lainnya melainkan ia bertujuan agar dirinya dianggap sebagai seorang hamba Allah SWT yang taat, baik atau shaleh.

 

3. Riya’ dengan memuji orang alim dan hebat yang memiliki hubungan dengannya. Semisal seseorang yang memuji para ustad dan mengaku bersyukur sebagai murid dari para ustad tersebut dengan tujuan agar dirinya dianggap sholeh karena muridnya ustad, seseorang yang kena tilang karena melanggar aturan lalu lintas kemudian ia tidak terima dan berkata bahwa ia anak dari presiden atau pejabat negara, sekelompok istri yang asik ngerumpi atau berbincang – bincang tentang ketaatan dan kebaikan suaminya dalam beragama dengan tujuan dipuja – puji dan dianggap sholeha oleh istri – istri lainnya, dan lain – lain.

 

4.  Riya’ dengan merendahkan dirinya sendiri. Semisal seseorang yang dipuji rajin sholat lalu ia berkata “tidak juga, saya masih banyak kekurangan” dengan niat agar dianggap sebagai seorang yang tawadu atau orang baik yang tidak sombong serta dipuji – puji.

 

5.  Riya’ melalui ilmu agama yaitu menunjukkan prestasi dan capaiannya dalam mempelajari agama dengan tujuan dianggap sebagai seorang alim atau orang yang religius. Misal seorang ustad yang menceritakan berbagai prestasinya dalam berdakwah agar dianggap sebagai ustad yang hebat, seseorang yang menunjukkan ia berhasil menghafal Al-Quran dengan tujuan agar dianggap alim, seseorang yang sengaja mengompori nikah muda dengan tujuan agar dirinya dianggap telah menjalani sunnah Rasul terkait menikah, dan lain – lain. Khusus untuk terkait permisalan yang nikah muda diatas, dosanya dobel yaitu dosa riya’ dan dosa menzalimi (menyakiti) perasaan orang lain (biasanya akan menyinggung perasaan wanita yang sudah cukup berumur namun belum menikah).

 

6.  Riya’ dengan melakukan ghibah terhadap musibah yang menimpa orang yang pernah memusuhi atau menyakitinya. Seperti misalnya si A yang pernah di pukul oleh si B, kemudian si B mendapat musibah berupa kecelakaan, lalu si A berkata dan menceritakan bahwa itu akibat si B pernah memukul si A.

 

Perlu penulis ingatkan bahwa tulisan ini bertujuan untuk saling mengingatkan, bukan digunakan untuk menghina orang lain atau untuk riya’ dengan menghina orang lain. Tidak mudah menilai isi hati seseorang. Bisa jadi niatnya baik, namun kita mengganggap dirinya riya’.

 

Artinya ketika kita melihat orang – orang yang terlihat seperti kriteria orang – orang riya’ diatas, maka utamakan husnuzon daripada seuzon. Semoga bermanfaat, khususnya untuk mereka yang penulis cintai (khususnya untuk ia yang penulis sangat rindukan dan Insyaallah merupakan bidadari surga penulis). Amiin.

https://kazenime22.blogspot.com/2020/06/cerita-hijrah-nasehat-tuk-si-kecil-yang.html https://kazenime22.blogspot.com/2020/10/cerita-hijrah-sedap-namun-haram-multi.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/09/cerita-hijrah-sebab-seseorang-menjadi.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/04/cerita-hijrah-kaya-namun-haram-atau.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/08/cerita-hijrah-halalkah-menghasilkan.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/10/cerita-hijrah-tanda-hati-cinta-dunia.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/07/cerita-hijrah-setiap-yang-berhijrah.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/09/cerita-hijrah-pre-order-dan-supply.html 

https://kazenime22.blogspot.com/2020/09/cerita-hijrah-beriman-disertai.html

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)