ISLAM DAN HIJRAH : SIA - SIA AMAL JIKA BERIMAN DISERTAI KEMUSYRIKAN

 

Sudah sepatutnya sebagai seorang yang beriman untuk selalu meminta (berdoa) dan berharap kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas segala yang kita butuhkan dan inginkan. Tidak sepantasnya kemudian kita mempersekutukan Allah Subhanahu wa ta'ala dengan yang lainnya, baik yang diakui sebagai perantara semata maupun sebagai substitusi atas Allah Subhanahu wa ta'ala.

 

Kemusyrikan bukanlah perkara yang ringan dan bisa diremehkan. Sekalinya kita meremehkan, maka tidak menutup kemungkinan kita akan semakin sulit untuk bertaubat dan berhijrah dari perkara – perkara kemusyrikan. Terlebih jika telah ikut merasakan kenikmatan dunia setelah musyrik. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman terkait pelaku musyrik hingga ia meninggal :

 

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An-Nisa’ 4 : 48)

 

Terkadang kita jumpai orang yang menggunakan batu cincin atau kristal atau benda lain yang dipercaya sebagai perantara Allah Subhanahu wa ta'ala untuk menyembuhkan orang yang sakit atau untuk memperlancar rejeki. Atau amalan – amalan tertentu yang sumbernya bukan berasal dari atau tidak pernah diajarkan Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul namun dianggap perantara menuju Allah Subhanahu wa ta'ala.

 

Atau secara lebih sembunyi – sembunyi, terkadang terdapat orang – orang yang berputus – asa dari rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala kemudian mereka memutuskan untuk meminta tolong kepada paranormal atau benda – benda yang dianggap keramat dan dapat memberikan berkah sebagai pengganti Allah Subhanahu wa ta'ala untuk memberikan apa yang mereka butuhkan dan inginkan.

 

Namun pada hakikatnya sama saja yaitu melakukan kemusyrikan. Dan yang menariknya lagi ialah seringkali beberapa diantara mereka tetap mengerjakan bahkan rajin ibadah dan beramal sholeh, baik yang wajib maupun yang sunah. Namun semua itu sia – sia. Maka sebenarnya mereka ini telah membuat diri sendiri menuju kerugian diakhirat kelak. Allah berfirman :

 

“Tidaklah pantas orang – orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia – sia amalnya, dan mereka kekal didalam neraka” (QS. At-Taubah 9 : 17)

 

“Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa diantara hamba – hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-An’am 6 : 88)

 

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” (QS. Al-Isra 17 : 18)

 

Dari ketiga ayat diatas, sangat jelas bahwa segala amal termasuk ibadah yang dikerjakan oleh para pelaku musyrik tidak akan bernilai bagi Allah Subhanahu wa ta'ala. Artinya segala amal ibadahnya tersebut tidak akan memberikan manfaat apapun untuk akhiratnya kelak bagi para pelaku syirik atau kemusyrikan sehingga dapat dikatakan sia – sia.

 

Selain itu, dapat dipahami bahwa pelaku musyrik termasuk dalam salah satu dari golongan orang – orang yang mengutamakan kehidupan dunia. Bukankah umumnya kemusyrikan dilakukan untuk kepentingan dunia, seperti ingin segala usahanya lancar, jodoh dipercepat dan dipermudah, amalan kejawen tertentu agar dianggap berwibawa oleh orang lain, susuk, jimat, dan lain – lain.

 

Maka jelaslah keadilan Allah Subhanahu wa ta'ala. Meski orang – orang musyrik ini tidak mendapat balasan (kebaikan) apapun atas amal dan ibadahnya di akhirat, namun Allah akan tetap membalasnya di dunia dengan cara diberikan dan disegerakan berbagai kenikmatan – kenikmatan duniawi sehingga impas dan tidak ada lagi (kebaikan) yang perlu dibalas diakhirat kelak.

 

Diantaranya, atas ijin Allah Subhanahu wa ta'ala, mereka diberikan kemudahan, rejeki atau apa yang mereka minta setelah melakukan kemusyrikan sehingga mereka semakin yakin terhadap kemusyrikan dan semakin tidak yakin terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Dengan kata lain, mereka membuat dirinya sendiri untuk semakin menjauh dari keimanan dan mendekat pada kesesatan (kemusyrikan).

 

Maka solusi terbaik ialah segera menjauhinya dan memohon perlindungan kepada-Nya, atau meninggalkan perkara syirik dan bertaubat dengan sungguh - sungguh. Semoga tulisan atau materi ini memberi manfaat, khususnya untuk mereka yang penulis sayangi (lebih khususnya lagi untuk dia yang penulis rindukan di alam sana, juga untuk penulis pribadi). Amiin.

https://kazenime22.blogspot.com/2020/06/cerita-hijrah-nasehat-tuk-si-kecil-yang.html 

https://kazenime22.blogspot.com/2020/10/cerita-hijrah-sedap-namun-haram-multi.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/09/cerita-hijrah-sebab-seseorang-menjadi.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/04/cerita-hijrah-kaya-namun-haram-atau.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/09/cerita-hijrah-sering-terjadi-riya-yang.html 

https://kazenime22.blogspot.com/2020/08/cerita-hijrah-halalkah-menghasilkan.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/10/cerita-hijrah-tanda-hati-cinta-dunia.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/07/cerita-hijrah-setiap-yang-berhijrah.html

https://kazenime22.blogspot.com/2020/09/cerita-hijrah-pre-order-dan-supply.html

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)