MANAJEMEN OPERASIONAL : EVALUASI MANAJEMEN OPERASIONAL UKM



BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kualitas dan kuantitas sangat penting dalam sebuah akademi untuk menjadikan Mahasiswa menjadi lebih berkualitas dengan melakukan praktik secara langsung. Untuk membangun itu semua tentunya tidaklah mudah bahkan memerlukan waktu yang cukup lama dan harus sejalan dengan Visi dan Misi Akademi. Banyak sekali upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hal tersebut, salah satunya melalui Kuisiner. Banyak hal yang bisa diperoleh dari hasil kuisioner tersebut sesuai dengan isi dari kuisioner tersebut.


B.  Tujuan dan Manfaat
Kuisioner ini bertujuan untuk menghimpun data yang diperlukan dalam penilaian suatu usaha yang juga bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengenal dunia usaha, khususnya bagi para mahasiswa yang ingin terjun kedalam dunia usaha. Tentunya manfaat yang akan diterima sesuai dengan isi kuisioner tersebut,


C.  Sasaran
Dengan kuisioner ini mahasiswa dapat mempelajari manajemen operasional secara lebih real berdasarkan data di lapangan, dengan begitu mahasiswa lebih merasakan manfaat dari pelajaran manjemen operasional. Sebagai tambahan dari hasil kuisioner ini, dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam memulai usaha bagi mahasiswa yang ingin terjun dalam dunia entrepreneurship.


D.  Waktu Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan kusioner ini yaitu pada hari Sabtu, 21 Maret 2015 menjelang ujian mid semester dengan waktu pengumpulan hasil kuisioner yang telah di ubah dalam bentuk makalah setelah ujian mid semester, pertemuan awal.


BAB II LANDASAN TEORI

1.   Perencanaan dan Pengembangan Produk
·    Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi adalah menjamin bahwa masukan – masukan berbagai sumberdaya organisasi menghasilkan produk – produk atau jasa – jasa yang dirancang secara tepat atau keluaran – keluaran yang dapat memuaskan keinginan para pelanggan.
·     Produk – produk lama terus menerus dirancang kembali, dan produk – produk baru tiada henti – hentinya dikembangkan.
·   Peranan kegiatan penelitian dan pengembangan adalah sangat vital untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
·     Product Life Cycles (PLC) merupakan konsep dari suatu produk yang menyatakan bahwa setiap produk akan menjalani 4 tahap siklus kehidupan
·   Tahap pertama, yaitu Tahap pengenalan (introduction). Pengenalan produk ke pasar dan biasanya operasi penjualan tidak selalu bekerja dengan baik dengan adanya masalah keterlambatan dalam perluasan kapasitas produksi, masalah – masalah teknis yang belum dapat diatasi serta harga yang tinggi.
·   Tahap kedua,yaitu tahap pertumbuhan (growth), produk diperbaiki dan distandarisasi menjadi dapat diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah, serta para konsumen  membeli dengan sedikit desakan. Kuantitas penjualan perusahaan akan meningkat cukup besar.
·   Tahap ketiga, yaitu tahap kejenuhan (maturity). Ini merupakan titik puncak penjualan dimana tidak ada lagi konsumen yang tersisa/tertarik untuk membeli produk tersebut dalam jangka waktu tertentu. Ini akan menandakan pembalikan arah.
·   Tahap keempat, yaitu penurunan (decline). Pada tahap ini terjadi penurunan jumlah pembeli atau penurunan penjualan akibat kejenuhan yang terjadi pada konsumen.

2.   Perencanaan dan Penentuan lokasi usaha atau perusahaan
·  Pemilihan lokasi berart menghindari sebanyak mungkin seluruh segi – segi negative dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak factor – factor positif.kan
·    Penentuan lokasi yang tepat akan meminimu”beban” biaya (investasi dan operasional) jangka pendek dan jangka panjang, dan ini akan meningkatkan “daya saing” perusahaan.
·     Faktor – factor pengaruh dalam pemilihan lokasi diantaranya dekat dengan pasar, dekat dengan sumber bahan baku, sumber tenaga kerja serta fasilitas dan biaya transportasi.

3.   Perencanaan Tata Letak (Lay Out) Usaha
· Tugas pokok fasilitas – fasilitas tersebut adalah adalah melindungi operasi – operasi manufacturing dan pelayanan operasi.
·   Penting dilindungi dan dipertimbangan beraneka ragam fasilitas – fasilitas pendukung operasi lainnya,  yang mungkin separuh luas ruang yaitu seperti gang – gang yang lebar, tangga – tangga, kantor, cafeteria, ruang peralatan, gudang, ruang istirahat, kamar mandi, atap yang cukup tinggi, daya tahan lantai, mesin – mesin yang mudah dipindahkan/geser,  dan lainnya.
·  Jenis bangunan yang dapat digunakan ialah bangunan berantai tunggal serta bangunan bertingkat dan arsitektur.
·   Jenis bangunan berantai tunggal paling umum sekarang. Bangunan ini dapat melebar atau memanjang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dengan mudah diperluas. Bangunan ini tidak mempunyai tang, lift atau lereng yang menghubungkan lantai – lantai. Pengangkutan bahan – bahan dari satu tahapan ke tahapan berikutnya dapat dengan mudah dilakukan.
·    Jenis bangunan bertingkat dan arsitektur, perkembangan arsitektur fasilitas dapat mempunyai dampak penting pada struktur biaya tetap dan variable bangunan, seperti juga pada sikap para karyawan yang bekerja didalamnya.
·   Bangunan bertingkat lebih sesuai untuk oranisasi jasa, dimana bahan dan peralatan cukup ringan.
·    Berbagai pertimbangan dalam desain fasilitas diantaranya harga tanah, penangan bahan dalam pabrik, akan lebih sukar, penerangan alam, ekspansi ruang, biaya – biaya bangunan, sistim komunikasi pabrik, kebutuhan ruangan, dan peralatan penangan bahan.
·     Layout fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari orang – orang dan bahan – bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan.
·    Penentuan layout peralatan dan proses produksi meliputi pengaturan letak fasilitas – fasilitas operasi termasuk mesin – mesin, personalia, bahan – bahan, perlengkapan operasi, peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan efisien.
·  Sering layout ditentukan terlebih dahulu, kemudian bangunan menyesuaikan. Ini karena bangunan yang sudah didirikan akan mahal apabila akan diubah.
·     Bebagai pola layout antara lain layout fungsional, layout produk, layout kelompok, dan layout posisi tetap.
·    Layout fungsional yaitu pengelompokan mesin – mesin dan personalia sejenis pada suatu tempat yang melaksanakan fungsi yang sama
·  Layout produk yaitu pengelompokan mesin – mesin dan peralatan yang diperlukan untuk membuat produk – produk tertentu  berdasarkan urutan proses produksi.
·     Layout kelompok yaitu suatu variasi dari layout produk, dimana bagian – bagian dan komponen – komponen produk yang sedang dibuat dikelompokan menjadi semacam keluarga dan berbagai area atau departemen dipisah – pisahkan untuk mengerjakan hanya komponen – komponen tersebut dan melakukan segala sesuatu yang membuatnya selesai.
·   Layout posisi tetap yaitu penempatan produk – produk kompleks yang sedang dirakit disuatu tempat, seperti pembuatan pesawat boing 747, kapal dan lain – lain.
·   Metode – metode layout meliputi 3 tahap yaitu: 1) Mulai dari suatu analisa layout dengan diagram perakitan (bagan proses) yang menunjukan bagaimana proses produksi dari bahan mentah sampai produk akhir. Kemudian buat daftar kebutuhan  operasi untuk membuat komponen – komponen yang didapatkan dari departemen tehnik. Daftar tersebut akan memberikan pola untuk penetapan tempat – tempat kerja operator sepanjang garis perakitan dan untuk penempatan mesin – mesin. 2) Penentuan suatu layout dengan memperhatikan produk dari sudut pandang penanganan bahan (material handling). Apakah produk besar, padat, ringan?, bagaimana bentuknya?, bagaimana tentang resiko?, Kemudian perlu diperhatikan kuantitas setiap produk, dengan layout seperti apa yang digunakan dalam pengangkutannya? 3) Analisa layout dengan menggambarkan  kebutuhan lantai (ruang) yang menunjukan seluruh bagian  - bagian tetap/semi tetap segala sesuatu yang tidak dapat dipindah/diubah dengan mudah. Kemudian, semua mesin baru dan peralatan dapat ditempatkan pada posisi yang ideal.

4.   Dalam hal hubungan operasi dengan kebutuhan pasar
· Strategi yang dikembangkan untuk bidang operasi harus menjamin bahwa kemampuan mendukung keuanggulan kompetitif yang diinginkan perusahaan dipasarkan
·   Keunggulan kompetitif bagi perusahaan meliputi dua hal, yaitu 1) perusahaan perlu memutuskan dasar apa yang akan dipakai bersaing dalam industrinya, tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, dengan posisi yang menguntungkan terhadap pesaingnya. 2) porter telah menunjukan bahwa keunggulan bersaing dapat dikembangkan melalui strategi kepemimpinan harga atau strategi deferensiasi.
·    Jika perusahaan memutuskan untuk mengikuti strategi kepemimpinan harga, tujuannya adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang sebanding dengan pesaingnya, tetapi dengan harga yang lebih rendah.
·  Strategi deferensiasi, tujuannya adalah untuk menyediakan berbagai produk  atau jasa yang berbeda dari pesaingnya.
·     Dalam menetapkan pilihan strategi , perusahaan perlu mempertimbangkan prospek industri dan kemampuannya sendiri untuk mendukung posisi yang berkesinambungan dan dapat bertahan hidup secara ekonomi didalam industri. Misalnya perusahaan memilih strategi kepemimpinan harga, apakah perusahaan itu secara realistik memiliki upaya R&D untuk menopang proses kerja pengembangan teknologi yang diperlukan untuk mendukung keunggulan bersaing dengan harga rendah.
·   Karakteristik pasar meliputi volume (besar kecilnya skala operasi yang berhubungan dengan permintaan), variasi produk, kompetisi, hubungan pelanggan dan pemasok (hubungan responsive yang baik antara konsumen dan pemasok mempengaruhi fleksibilitas operasi), dan hambatan masuk (mematahkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok, modal untuk kegiatan industri,dan lainnya.
·    Jika perusahaan memilih bersaing melalui strategi kepemimpinan harga, maka harus tercermin dalam penetapan tugas operasi kunci, yaitu pabrik dan peralatan yang dipilih berdasarkan penghematan harga sebagai pertimbangan utama. Sistim operasi akan dipilih supaya dapat menekan biaya. Sementara itu teknologi proses maupun informasi digunakan untuk meraih keunggulan bersaing melalui penghematan biaya.
·   Dalam strategi defeensiasi, tugas operasi kunci perusahaan ialah pengaturan kegiatan operasi untuk mendukung dan meningkatkan basis yang dipilih untuk deferensiasi. Jika basis yang dipilih untuk bersaing adalah yang unggul, maka tugas kunci bagi operasi adalah membentuk struktur operasi yang paling fleksibel dalam industri, dalam hubungan dengan pelanggan dan pemasok yang tepat.

5.   Dalam hal Perencanaan Proses Produksi
·   Seleksi proses mencakup serangkaian keputusan mengenai tipe atau jenis proses produksi dan peralatan tertentu yang digunakan.
·   Bila teknologi telah tersedia, keputusan seleksi proses berikutnya adalah menentukan tipe proses produktif yang digunakan.
·  Pembedaan proses produksi atas dasar karakteristik aliran proses, yaitu aliran garis, aliran intermiten dan aliran proyek.
·     Proses produksi berdasarkan tipe ordernya yaitu produksi untuk persediaan dan produksi untuk pesanan
·  Aliran garis, dari bahan mentah sampai produk akhir memiliki urutan operasi yang telah ditentukan dan distandardisasi, digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu padat modal dan standardisasi tugas rutin. Selain itu sulit dan mahal untuk mengubah produk atau volume dalam operasi aliran garis (relative dan tidak fleksibel). Contoh produk, produk mie instan, surat kabar dan lainnya. Aliran garis ini menggunkan layout produk/garis.
· Aliran intermite (job shop), mempunyai ciri produksi dalam kumpulan – kumpulan atau kelompok barang yang sejenis pada interval – interval waktu yang terputus – putus. Jadi aliran bahan baku hingga produk akhir tidak memiliki pola yang pasti. Aliran job shop ini fleksibel dalam perubahan produk atau volume, karena operasi – operasinya menggunakan peralatan serba guna dan tenaga kerja berketerampilan tinggi, tetapi memiliki masalah dalam pengendalian persediaan, skedul, kualitas dan kurang efisien. Tata letak yang digunkan ialah tata letak fungsional dimana produksi tidak harus berlangsung secara terus –menerus. Contoh produk, produksi furniture dan kerajinan.
·   Aliran proyek, digunakan untuk memproduksi produk – produk khusu dan unik, seperti kapal, pesawat, peluru, jembatan, gedung, pekerjaan seni dan lainnya. Setiap unit produksi tersebut dibuat sebagai suatu barang tunggal dan menggunakan layout posisi tetap.

6.   Dalam Hal Pengendalian Persediaan
·  Persedian terdiri atas 3 jenis, yaitu persediaan barang jadi, barang dalam proses dan bahan baku/bahan mentah.
· Adanya perbedaan antara kecepatan produksi pabrik dengan kecepatan permintaan pasar sehingga menjadi salah satu pemicu pentingnya pengendalian persediaan.
·   Tujuan pengendalian persediaan mengarahkan kita pada tujuan sistim pengendalian persediaan, meminimalkan investasi dalam sediaan, namun tetap konsisten dengan penyediaan tingkat pelayanan yang diminta.
·   Untuk memastikan bahwa suatu sistim pengendali sediaan efektif, maka tiga pertanyaan dasar harus dijawab,yaitu apa yang akan dikendalikan, kapan pemesanan kembali dan berapa banyak yang hendak dipesan.
· Sedian independent adalah sediaan yang permintaannya tidak berhubungan dengan factor internal, tetapi lebih pada factor eksternal, seperti kondisi pasar.
·     Sedian dependent adalah sediaan yang berhubungan dengan factor dibawah kendali perusahaan, seperti jadwal produksi atau permintaan untuk barang jadi.
·    Secara umum model-model pengendalian persediaan terdiri atas Model pengendalian deterministic dan Model pengendalian probabilistik.
·    Model pengendalian deterministic adalah mode yang mengganggap semua parameter telah diketahui dengan pasti. Untuk menghitung pengendaliaan persediaan digunkana metode EOQ (Economic Order Quantity) yang merupakan model persediaan yang sederhana.
·  Model pengendalian probabilistik (kemungkinan)  digunakan apabila salah satu dari permintaan atau lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Model ini memperhatikan stock out sehingga memrlukan persediaan pengaman untuk mencegah terjadinya stock out.
·   Analisis perilaku persediaan selama lead time yaitu 1) Tingkat demand konstan, namun periode waktu datangnya persanan (lead time) berubah, 2) Lead time tetap, demand berubah, 3) Demand dan lead time berubah.


BAB III PEMBAHASAN

Nama Perusahaan                                :  Warung Makan Muslim
Alamat                                                 :  Bitung, Lingkungan II. RT.011 Kelurahan Wangurer
                                                                Timur. Kecamatan Madidir, Sulawesi Utara.
Telfon                                                  :  085298802xxx
Kepemilikan Mayoritas                       :  Swasta
Tahun berdiri                                       :  2012
Status Badan Usaha                             :  Perseorangan
Status Go Public                                  :  Tidak
Dasar Produksi                                    :  Atas dasar persediaan
Jenis Produk Utama                            :  Tinutuan Campur
Perkiraan kapasitas
produksi utama rata –
rata per hari                                         :    40 porsi
Pasar                                                    :    Lokal
Perkiraan pangsa pasar                        :    50%
Jumlah SDM terakhir                          :    4 orang
Jumlah SDM di bagian
Produksi                                               :    3 orang
Perkiraan SDM bagian
Produksi sesuai bidang                        :    70%
Rata  - rata % pemenuhan
target produksi 2 tahun
terakhir                                                 :    50%
Perkiraan %  alokasi
Anggaran produksi dari
Total anggaran tahun ini                      :   50%


A.  Hasil Yang Di peroleh
Dari hasil penelitian yang berupa kuesioner untuk Mahasiswa Stie Petra Bitung, pernyataan yang didapat dan dirasakan oleh Mahasiswa Stie Petra Bitung tersebut setelah disesuaikan dengan materi, yaitu :

1.   Dalam hal perencanaan dan pengembangan produk
Permulaan usaha ini mulai dibangun dengan adanya kebutuhan financial keluarga. Owner pun berpikir apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan financial tersebut yang tentukan sesuai dengan skill yang dimiliki. Saat itulah muncul ide akan usaha kuliner dengan beberapa pilihan produk. Proses produksi usaha terjadi secara kontinu dan dilakukan untuk menjaga kelancaran usaha agar produk selalu tersedia bagi konsumen, dengan begitu owner tidak melewatkan kesempatan penjualan yang tentunya membuahkan keuntungan. Menurut owner produk tersebut telah disukai konsumen dan telah menghasilkan keuntungan yang cukup memuaskan sehingga tidak perlu lagi inovasi produk.

2.   Dalam hal perencanaan dan penentuan lokasi usaha/perusahaan.
Dalam hal ini owner lebih mempertimbangkan jarak lokasi usaha dengan rumah, sumber bahan baku dan tenaga kerja agar lebih efisien. Tenaga kerja dari UKM ini ialah anggota keluarga sendiri termasuk owner. Meskipun owner tidak begitu mengetahui metode – metode pemilihan lokasi, owner memiliki pemikiran bahwa lokasi usaha pada saat ini memiliki peluang yang bagus atau strategis karena dekat dengan sumber bahan baku dan tentunya yang utama ialah pangsa pasar yang menjanjikan (kompleks perumahan).    

3.   Dalam hal perencanaan tata letak
Tata letak usaha secara umum tidak begitu fleksibel, ini karena ruang yang tidak terlalu luas sehingga menyulitkan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan (kurang fleksibel). Bagi owner, sebenarnya tata letak kurang fleksibel. Tetapi tidak menjadi masalah yang serius bagi usaha, yang penting tidak merepotkan. Meski begitu, owner tetap akan melakukan pengembangan karena belum puas dengan layout saat ini. Owner ingin mengotimalkan fasilitas yang ada yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan  financial owner dan tema dari layout yang digunakan ialah layout produk, dalam penentuan tata letak pun tidak ada metode khusus. Jenis bangunan yang digunakan ialah bangunan berlantai tunggal. Dengan tata letak yang ada, efisiensi biaya, tenaga dan waktu dapat tercapai karena sebagian besar bahan dan alat diletakan dalam satu ruang saja yang telah dikelompokan (alat dan bahannya).

4.   Dalam hal hubungan operasi dan kebutuhan pasar
Owner menggunakan strategi deferensiasi produk demi mengurangi resiko persaingan produk karena kesamaan produk sekaligus memberikan warna yang berbeda bagi para konsumen. Pengggabungan antara kepemimpinan harga dan diferensiasi tentu akan berkaitan dengan daya tarik konsumen sehingga tidak hanya memperkecil persaingan, tetapi juga dapat memenangkan persaingan pasar.

5.   Dalam hal perencanaan proses produksi
Owner menggunakan proses aliran garis atas dasar persediaan untuk bahan bakunya dan atas dasar pesanan untuk produk jadinya agar menciptakan proses kerja yang teratur dan tentunya sesuai dengan jenis usahanya sehingga penjualan akan optimal.

6.   Dalam hal pengendalian persediaan
Pengendaliaan persediaan berpengaruh langsung terhadap penjualan dan proses usaha agar berjalan dengan lancar dan kontinu. Pembelian barang bahan baku yang relativ  terjangkau dipasar yang nantinya akan diproses untuk menghasilkan produk jadi dan dijual serta dikonsumsi owner sebagai makanan sehari – hari. Owner menggunakan model pengendalian probabilistik dengan sistim periodik

B.  Evaluasi
Hampir semua pertanyaan ini dilakukan secara spontan tanpa perhitungan yang matang, sehingga mungkin perlu ditingkatkan kualitas pengaturan usahanya agar terus berkembang. Tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa dalam beberapa hal efisiensi usaha telah tercapai, salah satunya ialah letak lokasi usaha yang menjadi satu dengan area rumah sehingga mempermudah owner dalam mengelola usahanya. Selain itu persaingan dihadapi oleh owner dengan produk yang berbeda dan memiliki variasi yang cukup banyak (seperti mie ayam yang merupakan produk satu - satunya dilokasi tersebut). Selain itu owner menerapkan penggunaan model pengendaliaan probabilistik dan sistim periodik sehingga gangguan stabilitas seperti ketidakpastian secara permintaan konsumen maupun ketersediaan bahan di pasar dapat diatasi.

https://kazenime22.blogspot.com/2019/12/audit-tujuan-akuntansi-prinsip_30.html 
https://kazenime22.blogspot.com/2019/12/anggaran-perusahaan-anggaran-perusahaan.html 

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)