ISLAM DAN CERITA HIJRAH : BISNIS ADALAH IBADAH
Mungkin kita pernah mengeluarkan statement “orang kaya itu pelit,
sombong, semena – mena”. Mungkin
statement itu tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Memang benar
banyak orang kaya yang seperti itu, tapi tidak sedikit juga orang kaya yang
baik dan santun terhadap siapa saja. Terkadang mereka yang baik dan santun ini
sekilas terlihat sama, akan tetapi sebenarnya tidak sama.
Mereka memiliki alasan mengapa terkadang mereka seolah terlihat pelit atau lebih tepatnya irit. Pebisnis itu lebih sadar jika dibandingkan dengan karyawan akan sulitnya mencari uang, bahkan seribu rupiah sekalipun sehingga mereka bersikap sangat irit yang terkadang atau mungkin seringkali dinilai orang pelit, padahal mereka hanya ingin uangnya memang benar – benar dimanfaatkan untuk sesuatu yang berfaedah atau bermanfaat dari pada hanya sekedar dihambur – hamburkan begitu saja.
Selain itu, mereka (yang baik) terkadang terlihat sombong dan terkesan agak cuek terhadap beberapa orang bukan karena mereka benar – benar sombong, akan tetapi mereka tahu dan mengerti bahwa lingkungan pergaulan setiap orang kaya pasti terdapat sebagian atau bahkan mayoritas dipenuhi oleh orang – orang yang hanya tertarik dengan uang atau kekayaannya semata. “Hilang ketika kita bukan siapa – siapa, kemudian datang sekalipun tak diundang ketika kita telah menjadi siapa – siapa”, kira – kira seperti itu. Untuk itu, mereka hanya berinteraksi dengan orang – orang seperti itu hanya secukupnya saja, atau bahkan tidak terlalu direspon.
Mereka memiliki alasan mengapa terkadang mereka seolah terlihat pelit atau lebih tepatnya irit. Pebisnis itu lebih sadar jika dibandingkan dengan karyawan akan sulitnya mencari uang, bahkan seribu rupiah sekalipun sehingga mereka bersikap sangat irit yang terkadang atau mungkin seringkali dinilai orang pelit, padahal mereka hanya ingin uangnya memang benar – benar dimanfaatkan untuk sesuatu yang berfaedah atau bermanfaat dari pada hanya sekedar dihambur – hamburkan begitu saja.
Selain itu, mereka (yang baik) terkadang terlihat sombong dan terkesan agak cuek terhadap beberapa orang bukan karena mereka benar – benar sombong, akan tetapi mereka tahu dan mengerti bahwa lingkungan pergaulan setiap orang kaya pasti terdapat sebagian atau bahkan mayoritas dipenuhi oleh orang – orang yang hanya tertarik dengan uang atau kekayaannya semata. “Hilang ketika kita bukan siapa – siapa, kemudian datang sekalipun tak diundang ketika kita telah menjadi siapa – siapa”, kira – kira seperti itu. Untuk itu, mereka hanya berinteraksi dengan orang – orang seperti itu hanya secukupnya saja, atau bahkan tidak terlalu direspon.
Bukankah prinsip dasar setiap
bisnis adalah “Melayani”. Ketika
kita senang melayani dan tambah senang lagi jika melihat customer puas juga bahagia, maka itu suatu pertanda bahwa kita
memiliki jiwa seorang pebisnis.
Tentunya perasaan seperti itu bukanlah perasaan yang dibuat – buat, walaupun banyak juga yang sekedar dibuat – buat, dan mereka itulah orang - orang yang barangkali akan menjadi seperti yang dimaksud oleh statement negatif diatas. Seringkali pebisnis pemula berpikir dan juga terfokus pada pikiran itu, bahwa berbisnis itu untuk mendapatkan keuntungan. Pendapat seperti itu tentunya tidak salah, hanya kurang tepat. Dengan pola pikir seperti itu, kira – kira berapa lama suatu bisnis akan mampu bertahan? Bisnis seperti itu tidak akan bertahan lama.
Mungkin kita berpikir bahwa semua perusahaan khususnya yang berskala besar diluar sana selalu mengalami keuntungan yang spektakuler, akan tetapi realitanya tidak demikian. Beberapa ada yang pernah atau sedang mengalami kerugian, bahkan dalam jumlah yang tidak sedikit, bisa jutaan, miliaran, bahkan triliulan. Salah satu contohnya perusahan finasial PT. Bank Muamalat Tbk yang sempat mengalami kerugian. Lantas apakah mereka berhenti? Jawabannya berdasarkan realita adalah “Tidak”. Mereka tetap bertahan dan terus berusaha menjalankan operasionalnya.
Menurut beberapa orang yang telah berpengalaman, dalam melayani customer yang diharapkan adalah sebuah kepuasan. Ini adalah prinsip utama yang harus dipegang oleh para pelaku bisnis. Dengan begitu, setiap customer atau pelanggan yang merasa puas karena dilayani dengan baik. Kita senang, pelanggan atau customer pun senang.
Tentunya perasaan seperti itu bukanlah perasaan yang dibuat – buat, walaupun banyak juga yang sekedar dibuat – buat, dan mereka itulah orang - orang yang barangkali akan menjadi seperti yang dimaksud oleh statement negatif diatas. Seringkali pebisnis pemula berpikir dan juga terfokus pada pikiran itu, bahwa berbisnis itu untuk mendapatkan keuntungan. Pendapat seperti itu tentunya tidak salah, hanya kurang tepat. Dengan pola pikir seperti itu, kira – kira berapa lama suatu bisnis akan mampu bertahan? Bisnis seperti itu tidak akan bertahan lama.
Mungkin kita berpikir bahwa semua perusahaan khususnya yang berskala besar diluar sana selalu mengalami keuntungan yang spektakuler, akan tetapi realitanya tidak demikian. Beberapa ada yang pernah atau sedang mengalami kerugian, bahkan dalam jumlah yang tidak sedikit, bisa jutaan, miliaran, bahkan triliulan. Salah satu contohnya perusahan finasial PT. Bank Muamalat Tbk yang sempat mengalami kerugian. Lantas apakah mereka berhenti? Jawabannya berdasarkan realita adalah “Tidak”. Mereka tetap bertahan dan terus berusaha menjalankan operasionalnya.
Menurut beberapa orang yang telah berpengalaman, dalam melayani customer yang diharapkan adalah sebuah kepuasan. Ini adalah prinsip utama yang harus dipegang oleh para pelaku bisnis. Dengan begitu, setiap customer atau pelanggan yang merasa puas karena dilayani dengan baik. Kita senang, pelanggan atau customer pun senang.
Bukankah yang seperti itu merupakan sedekah?
Bukankah tersenyum dan membahagiakan orang lain secara tulus dan ikhlas itu sedekah?
Karena sedekah itu tidak harus melulu uang. Dengan begitu, bisnis pun terasa
lebih bermakna dan bermanfaat, tidak hanya sebatas dunia saja melainkan juga
akhirat. Dengan demikian, kita tidak akan merasa sia - sia meski bisnis yang dijalani sedang mengalami kerugian.
Apa yang telah dibahas oleh penulis
diatas adalah hanya salah satu efek dari mengubah pola pikir kita. Lantas, apa
saja perubahan lainnya bagi diri kita dengan pola pikir demikian? Umumnya,
orang yang telah memiliki pola pikir demikian atau intinya bisnis juga
merupakan ibadah, agama atau keimanan dan akhlak orang tersebut menjadi lebih baik.
Ia akan lebih
bersyukur dengan bersedekah dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan menjalankan bisnisnya dengan menjaga baik – baik amanah yang
diembannya. Dengan begitu, ia akan lebih benar – benar menjaga bisnisnya
agar tetap bersih, juga Insyaallah termasuk menjaga agar bersih dari harta (modal dan pendapatan) yang haram. Semoga bermanfaat ya... :-)
Baca juga :
https://kazenime22.blogspot.com/2019/11/inspirasi-bisnis-daya-tarik-psikologi_23.html?m=1
http://kazenime22.blogspot.com/2019/03/inspirasi-bisnis-dan-umum-belajar-dari.html
https://kazenime22.blogspot.com/2019/02/profesi-yang-mampu-bertahan-di-era.html
https://kazenime22.blogspot.com/2019/12/cerita-beberapa-tips-sebelum-melakukan.html
Baca juga :
https://kazenime22.blogspot.com/2019/11/inspirasi-bisnis-daya-tarik-psikologi_23.html?m=1
http://kazenime22.blogspot.com/2019/03/inspirasi-bisnis-dan-umum-belajar-dari.html
https://kazenime22.blogspot.com/2019/02/profesi-yang-mampu-bertahan-di-era.html
https://kazenime22.blogspot.com/2019/12/cerita-beberapa-tips-sebelum-melakukan.html
Comments
Post a Comment