ANALISIS DAN PERSPEKTIF : KELANCARAN BISNIS JASA MARGA
A. Jasa Marga (Persero)
Perusahaan BUMN atau milik
pemerintah yang bergerak disektor infrastruktur terkait pengembangan,
pembangunan dan operator jalan tol yang berdiri sejak tahun 1978. Sebagian
besar pendapatan perseroan diperoleh dari konsensi ruas jalan tol yang mayoritas
terdapat di pulau Jawa dan pulau Sumatra.
Akhir tahun 2015, perseroan memiliki total 26 konsesi jalaln tol yang secara rata – rata berlaku 35 sampai dengan 45 tahun mendatang dan merupakan konsesi terpanjang se-Asia. Sebagai pembanding, di tahun 2019 ini perseroan telah memiliki 32 konsesi jalan tol, baik yang telah beroperasi, tahap pembebasan lahan dan konstruksi, tahap pembebasan lahan, maupun tahap proyek inisiatif. Di tahun 2015 perseroan merupakan operator jalan tol terbesar di Indonesia mengingat total panjang jalan tol yang di kelola mencapai 590 km.
Akhir tahun 2015, perseroan memiliki total 26 konsesi jalaln tol yang secara rata – rata berlaku 35 sampai dengan 45 tahun mendatang dan merupakan konsesi terpanjang se-Asia. Sebagai pembanding, di tahun 2019 ini perseroan telah memiliki 32 konsesi jalan tol, baik yang telah beroperasi, tahap pembebasan lahan dan konstruksi, tahap pembebasan lahan, maupun tahap proyek inisiatif. Di tahun 2015 perseroan merupakan operator jalan tol terbesar di Indonesia mengingat total panjang jalan tol yang di kelola mencapai 590 km.
B. Peluang Usaha Perseroan
Perusahaan atau perseroan merupakan
perusahaan terbesar yang bergerak di bidang pembangunan dan operasional jalan tol
di Indonesia yang setiap tahunnya panjang jalan tol dan konsesi perseroan
selalu meningkat.
Hingga saat ini, jalan tol yang di kelola oleh perusahaan masih terkonsentrasi di pulau Jawa, namun perseroan memiliki rencana untuk mengembangkan dan mengoperasionalkan berbagai jalan tol di luar pulau Jawa serta dengan dukungan pemerintahan Jokowi yang gencar dalam pembangunan infrastruktur, menjadi hal positif bagi perseroan, mengingat juga keberadaan akan jalan tol di berbagai daerah di luar pulau Jawa pun terlihat semakin di butuhkan khususnya dalam bagi dunia usaha. Tentunya ini membuat perseroan memiliki potensi terus berkembang dan memiliki potensi yang cerah ke depannya.
Hingga saat ini, jalan tol yang di kelola oleh perusahaan masih terkonsentrasi di pulau Jawa, namun perseroan memiliki rencana untuk mengembangkan dan mengoperasionalkan berbagai jalan tol di luar pulau Jawa serta dengan dukungan pemerintahan Jokowi yang gencar dalam pembangunan infrastruktur, menjadi hal positif bagi perseroan, mengingat juga keberadaan akan jalan tol di berbagai daerah di luar pulau Jawa pun terlihat semakin di butuhkan khususnya dalam bagi dunia usaha. Tentunya ini membuat perseroan memiliki potensi terus berkembang dan memiliki potensi yang cerah ke depannya.
Selain itu, terkait peraturan
pembebasan lahan baru yang merupakan tanggung jawab pemerintah melalui Panitia
Pembebasan Tanah (P2T) membuat investor jalan tol hanya hanya perlu membayar
harga tanah sesuai nilai pasar yang wajar atau yang telah ditetapkan oleh appraiser atau pemberi taksiran harga
yang bertanggungjawab, tentunya ini menjadi insentif tersendiri bagi pemodalr
dan juga bagi perseroan untuk terus mengembangkan jalan tol baru.
C. Risiko dan Tantangan Bisnis
Perseroan
Perlu di ingat bahwa status
perusahaan BUMN ini memberikan hak bagi pemerintah untuk mengintervensi tarif
masuk jalan tol. Jika pemerintah melakukan penurunan harga atau pembebasan
biaya masuk jalan tol seperti yang terjadi pada Lebaran tahun 2015 atau 2016
lalu, maka pendapatan perseroan tentu akan terpengaruh secara negatif.
Berhubung sebagian besar pendapatan perseroan berasal dari pendapatan jalan tol, maka pembangunan proyek jalan tol yang terhambat akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan terlebih beberapa lokasi konsesi jalan tol yang dikelola perusahaan terletak di area yang rawan bencana seperti banjir dan kebakaran hutan yang tentunya akan menambah cost perusahaan untuk reparasi jalan tol serta operasional jalan tol akan terhenti sementara waktu.
Sebagai informasi, bisnis jalan tol merupakan bisnis yang memiliki risiko yang besar karena memiliki ketidakpastian yang tinggi dimana memiliki spending atau biaya investasi yang besar dengan tingkat pengembalian dalam jangka panjang.
Berhubung sebagian besar pendapatan perseroan berasal dari pendapatan jalan tol, maka pembangunan proyek jalan tol yang terhambat akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan terlebih beberapa lokasi konsesi jalan tol yang dikelola perusahaan terletak di area yang rawan bencana seperti banjir dan kebakaran hutan yang tentunya akan menambah cost perusahaan untuk reparasi jalan tol serta operasional jalan tol akan terhenti sementara waktu.
Sebagai informasi, bisnis jalan tol merupakan bisnis yang memiliki risiko yang besar karena memiliki ketidakpastian yang tinggi dimana memiliki spending atau biaya investasi yang besar dengan tingkat pengembalian dalam jangka panjang.
Comments
Post a Comment