ANALISIS DAN PERSPEKTIF : ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS UNILEVER INDONESIA
A. Mengenal Lebih Dekat PT. Unilever
Indonesia Tbk
PT. Unilever Indonesia merupakan
salah satu perusahaan Fast Moving
Consumer Goods (FMCG) terbesar di Indonesia yang juga memiliki kapitalisasi
pasar (Market Capitalization)
terbesar ke empat di Indonesia senilai 282,31 triliun pada akhir tahun 2015.
Dalam Annual Report Unilever tahun 2016, perseroan pertama kali didirikan dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. pada 5 Desember 1933. Pada tahun 1980, nama perusahaan diubah menjadi “PT. Unilever Indonesia” dengan akta No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H. pada tanggal 22 Juli 1980.
Perusahaan mengalami perubahan nama lebih lanjut menjadi PT. Unilever Indonesia Tbl” pada 30 Juni 1997 oleh akta No. 92 dari notaris Bapak Mudofir Hadi, S.H. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04-TH 1998 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39 tetanggal 15 Mei 1998, Suplemen No. 2620.
Dalam Annual Report Unilever tahun 2016, perseroan pertama kali didirikan dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. pada 5 Desember 1933. Pada tahun 1980, nama perusahaan diubah menjadi “PT. Unilever Indonesia” dengan akta No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H. pada tanggal 22 Juli 1980.
Perusahaan mengalami perubahan nama lebih lanjut menjadi PT. Unilever Indonesia Tbl” pada 30 Juni 1997 oleh akta No. 92 dari notaris Bapak Mudofir Hadi, S.H. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04-TH 1998 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39 tetanggal 15 Mei 1998, Suplemen No. 2620.
Bagi Unilever, sumber daya manusia
adalah jantung dari seluruh aktivitas Perseroan. Unilever bertujuan untuk
membuat lebih dari 6.000 karyawannya mencapai seluruh potensi mereka melalui
peningkatan keseimbangan hidup, dan pembangunan kemampuan karyawan, karena
hanya dengan cara inilah Unilever dapat meningkatkan potensi bisnis.
Sebagai perusahaan yang
bertanggungjawab secara sosial, Unilever Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR)
yang berdampak luas dengan berlandaskan kepada prinsip Unilever Sustainable Living Plan (USLP). Tiga pilar utama USLP
adalah meningkatkan kesehatan dan kesejateraan, mengurangi dampak terhadap
lingkungan dan meningkatkan penghidupan.
Perseroan saat ini memiliki 9
pabrik yang berlokasi di kawasan industri Jababeka, Cikarang dan Rungkut,
Surabaya dan memindahkan kantor pusat ke Bumi Serpong Damai. Pada lahan yang
seluas 3 hektar, kantor pusat baru yang dibangun secara khusus ini ditempati
oleh lebih dari 1.400 karyawan.
Produk – produk Perseroan yang terdiri dari 39 brand unggulan dan kurang lebih 1.000 Stock Keeping Unit (SKU), dipasarkan
melalui jaringan yang melibatkan lebih dari 800 distributor independen yang
menjangkau ratusan ribu toko di seluruh Indonesia.
B. Bidang Usaha Perusahaan
Perusahaan
Unilever Indonesia yang merupakan perusahaan multinasional telah membuat dan
menjual lebih dari 400 brand di
seluruh dunia. Berikut rangkaian bidang usaha PT. Unilever Indonesia Tbk :
1. Food and Drink,
berupa bumbu masak Royco, mentega Blue Band, kecap Bango, minuman Buavita, teh
Sariwangi dan lain – lain.
2. Home Care,
seperti sabun cuci piring Sunlight, cairan pembersih lantai Superpell, detergen
Rinso dan lain – lain.
3. Personal Care,
berupa sabun mandi Dove, Lifebuoy, Lux, sabun cuci muka Pond’s dan lain – lain.
Jika dilihat kembali ketiga bidang
usaha yang dikelompokkan menjadi 3 kategori diatas, maka dapat disimpulkan
semuanya merupakan produk yang sering digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan
sehari – hari.
Tidak hanya digunakan oleh masyarakat rumahan, melainkan juga
digunakan oleh berbagai macam bisnis di seluruh dunia, mulai dari yang skala
kecil-menengah atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hinga yang skala besar
khususnya perusahaan atau usaha dagang.
Dengan kata lain, bidang usaha yang
di pilih oleh perusahaan ini bersifat defensif
sehingga membuat daya tahan serta kinerja perusahaan lebih kuat dan stabil,
meski ditengah perlambatan ekonomi.
Meskipun demikian, perusahaan pun tetap prudent dalam memutuskan setiap langkah
yang akan diambil oleh perusahaan, sebab walaupun produk – produk yang
dihasilkan perusahaan merupakan kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari –
hari, perlu diingat juga bahwa terdapat banyak produk subtitusi yang bertebaran
diluar sana yang siap kapan saja dapat menggantikan posisi produk perusahaan di
mata masyarakat di seluruh dunia.
C. Contoh Analisa Potensi dan Peluang Bisnis
Perusahaan
Seperti yang
telah di sebutkan diatas bahwa produk – produk dari perseroan sendiri merupakan
produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari – hari dan
telah terkenal akan daya tahannya yang telah teruji terhadap fluktuasi ekonomi
yang terjadi sehingga menurut penulis sulit mengalami kerugian atau dikalahkan
oleh kompetitornya.
Ini dapat dilihat dari angka penjualan yang berhasil dicetak oleh perseroan selama 10 tahun terakhir semenjak 2007 yang merupakan momen menjelang krisis ekonomi dunia hingga tahun 2018 masing – masing (dalam jutaan rupiah) sebesar Rp 12.544.901(2007), Rp 15.577.811(2008), Rp 18.246.872(2009), Rp 19.690.239(2010), Rp 23.469.218(2011), Rp 27.303.248(2012), Rp 30.757.435(2013), Rp 34.511.534(2014), 36.484.030(2015), Rp 40.053.732(2016), Rp 41.204.510(2017), Rp 41.802.073(2018).
Ini dapat dilihat dari angka penjualan yang berhasil dicetak oleh perseroan selama 10 tahun terakhir semenjak 2007 yang merupakan momen menjelang krisis ekonomi dunia hingga tahun 2018 masing – masing (dalam jutaan rupiah) sebesar Rp 12.544.901(2007), Rp 15.577.811(2008), Rp 18.246.872(2009), Rp 19.690.239(2010), Rp 23.469.218(2011), Rp 27.303.248(2012), Rp 30.757.435(2013), Rp 34.511.534(2014), 36.484.030(2015), Rp 40.053.732(2016), Rp 41.204.510(2017), Rp 41.802.073(2018).
Bahkan ditengah melambatnya
konsumsi rumah tangga pun, perusahaan masih tetap mampu mencatat laba meski
pertumbuhannya semakin melambat di tahun 2017 hingga 2018, bertepatan dengan uncertainty risk dan dimulainya trade war oleh Presiden Amerika Serikat Donald
Trump.
Seperti yang dikatakan Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Tevilyan Yudhistira Rusli yang dikutip dari detik finance (01/11/2017) bahwa penyebab net sales perusahaan melambat ditahun 2017 terjadi akibat imbas dari perlambatan konsumsi rumah tangga Indonesia. “Kalau dilihat memang ada beberapa sektor yang naik dan turun untuk konsumsi rumah tangga Indonesia. Information dan communication memang naik 8% jadi 10%.
Seperti yang dikatakan Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Tevilyan Yudhistira Rusli yang dikutip dari detik finance (01/11/2017) bahwa penyebab net sales perusahaan melambat ditahun 2017 terjadi akibat imbas dari perlambatan konsumsi rumah tangga Indonesia. “Kalau dilihat memang ada beberapa sektor yang naik dan turun untuk konsumsi rumah tangga Indonesia. Information dan communication memang naik 8% jadi 10%.
Tapi yang
mengena ini ke industri ritel. Seperti manufaktur industri turun 1% year on year growth-nya. Dan juga di food
juga flat atau merangkak. Jadi
walaupun GDP kita 5%, tapi tidak mengena di semua sektor.” Katanya dalam public expose di Grha Unilever,
Tangerang, Rabu (01/11/2017). Namun penulis cukup optimis dengan pertumbuhan
perseroan yang akan di dukung oleh tren penurunan suku bunga sehingga dapat
menekan beban keuangan perseroan.
Baca juga :
http://kazenime22.blogspot.com/2019/08/analisis-dan-perspektif-resiko-suku_12.html
Baca juga :
http://kazenime22.blogspot.com/2019/08/analisis-dan-perspektif-resiko-suku_12.html
D. Resiko dan Tantangan Bisnis
Perusahaan
Meskipun
perusahaan bergerak dibidang Fast Moving
Consumer Goods yang telah teruji daya tahannya terhadap fluktuasi ekonomi,
perlu diperhatikan pula bahwa persaingan industri di bidang yang tersebut kini
semakin ketat. Salah satu dapat di lihat dari produk es krim, dimana perusahaan
memiliki pesaing dengan brand
Campina.
Menurut penulis, faktor utama yang menjadi penekan lajunya pertumbuhan penjualan perseroan sebenarnya ialah persaingan yang ketat di industri sejenis. Di tahun krisis 2008 perseroan terbukti berhasil mencetak penjualan dengan pertumbuhan yang relatif tinggi karena persaingan yang belum seketat seperti sekarang.
Perlu diperhatikan juga terkait stabilitas harga jual produk perusahaan terlebih ditengah perekonomian yang kurang baik seperti saat ini, jika perusahaan menaikan harga jual secara tidak tepat atau berlebihan demi menjaga margin laba maka tidak menutup kemungkinan konsumen akan beralih pada produk subtitusi atau produk sejenis dari kompetitor.
Menurut penulis, faktor utama yang menjadi penekan lajunya pertumbuhan penjualan perseroan sebenarnya ialah persaingan yang ketat di industri sejenis. Di tahun krisis 2008 perseroan terbukti berhasil mencetak penjualan dengan pertumbuhan yang relatif tinggi karena persaingan yang belum seketat seperti sekarang.
Perlu diperhatikan juga terkait stabilitas harga jual produk perusahaan terlebih ditengah perekonomian yang kurang baik seperti saat ini, jika perusahaan menaikan harga jual secara tidak tepat atau berlebihan demi menjaga margin laba maka tidak menutup kemungkinan konsumen akan beralih pada produk subtitusi atau produk sejenis dari kompetitor.
Selain itu, faktor eksternal
seperti perang dagang yang masih terus berlangsung akan berdampak pada
penurunan ekonomi secara global yang ditandai dengan penurunan tren suku bunga yang
juga secara tidak langsung berdampak pada penurunan penjualan perseroan yang
dapat dilihat dalam angka (dalam jutaan rupiah) ekspor perseroan di kuartal II
2019 sebesar Rp 1.001.320, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode
yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 1.146.488 atau mengalami penurunan sekitar
12,66%.
Bahkan Direktur Utama International Monetary Fund (IMF)
Kristalina Georgieva memproyeksikan “pertumbuhan
ekonomi global akan turun ke tingkat terendah sejak awal dekade”. Selain
itu juga, Presiden World Bank, David Malpass pun memproyeksikan “ekonomi global akan tumbuh 2,6 pada tahun
2019 yang merupakan tingkat pertumbuhan paling lambat dalam tiga tahun terakhir”.
Prediksi dari berbagai pihak pun mulai bermunculan yang menyatakan bahwa resesi
global tersebut akan terjadi di tahun 2020 mendatang. Sebagai informasi bahwa
resesi ekonomi terjadi apabila telah terjadi pertumbuhan ekonomi yang bernilai
negatif dalam dua kuartal berturut – turut atau lebih dari satu tahun.
Semoga bermanfaat ya. .
. :-)
https://kazenime22.blogspot.com/2020/01/bisnis-dan-investasi-analisis-bisnis.html
https://kazenime22.blogspot.com/2019/08/analisis-dan-perspektif-apa-kabar.html?m=1
https://kazenime22.blogspot.com/2019/12/bisnis-dan-investasi-cara-mudah.html
http://kazenime22.blogspot.com/2019/10/analisis-dan-perspektif-perkembangan_19.html?m=1
https://kazenime22.blogspot.com/2020/01/bisnis-dan-investasi-analisis-bisnis.html
https://kazenime22.blogspot.com/2019/08/analisis-dan-perspektif-apa-kabar.html?m=1
https://kazenime22.blogspot.com/2019/12/bisnis-dan-investasi-cara-mudah.html
http://kazenime22.blogspot.com/2019/10/analisis-dan-perspektif-perkembangan_19.html?m=1
Comments
Post a Comment