ISLAM DAN HIJRAH : PENYAKIT HATI, AKAR DARI GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Pandemi covid-19 yang belum berakhir memberikan dampak negatif kepada semua pihak. Dimulai dari dampak kesehatan, ekonomi hingga sosial. Banyak orang sakit yang kondisinya semakin parah akibat virus ini hingga meninggal dunia. Tak sedikit pula orang yang kehilangan pendapatan atau sumber penghasilannya.

 

Tak jarang pula orang menjadi berpikiran negatif hingga menjadi fitnah terhadap orang lain. Seperti kasus beberapa petugas kesehatan yang sempat diberitakan mendapat stigma negatif sebagai “penyebar” virus corona hingga dijauhi oleh tetangga bahkan diusir oleh warga sekitar.

 

Sebagaimana dikutip dari detikhealth (Senin, 30 Maret 2020), viral perawat di Jakarta Utara yang diusir dari kos akibat tangani pasien corona. Kecemasan yang berlebihan yang menimbulkan stres dan perilaku yang mudah menyimpulkan membuat setiap informasi negatif yang diperoleh berujung menjadi masalah kesehatan dan sosial.

 

Itulah yang sering terjadi di masyarakat selama masa pandemi covid-19 ini. Dalam istilah medis, kecemasan berlebih dalam menerima informasi negatif sering dikaitkan dengan gangguan psikosomatik yaitu suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran mempengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan tubuh.

 

Dari sisi medis yang penulis dapat dari detikhealth, disarankan untuk dapat mengelola stres dengan baik. Misalnya dengan cara curahkan isi hati kepada orang lain, jaga pola hidup sehat, jangan merokok/minum alkohol atau narkoba, pilah dan pilih informasi serta sediakan waktu untuk relaksasi diri dengan melakukan kegiatan positif.

 

Menurut penulis, fenomena sosial dan gangguan psikologi yang terjadi di tengah masyarakat tersebut berkaitan dengan gangguan hati atau penyakit hati yang disebut dengan seuzon yaitu perilaku yang cenderung mudah berprasangka buruk terhadap Allah SWT atau Tuhan, terhadap diri sendiri maupun orang lain.

 

Meskipun dalam keadaan sehat sekalipun, kita akan tetap rentan mengalami gangguan psikosomatik yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain sebagaimana yang telah dijelaskan diatas jika kita memiliki penyakit hati yang disebut seuzon dan membiarkannya membudaya di dalam diri kita.

 

Maka dari itu, belajarlah untuk husnuzon atau berprasangka baik dan tinggalkan sifat seuzon dengan terus mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga di dapat pelajarannya dan bermanfaat ya, khususnya untuk kakak, calon kekasih halal penulis beserta anak – anak penulis kelak juga penulis pribadi. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : MEMAHAMI REWORK DAN SCRAP