ISLAM DAN HIJRAH : BERIKAN IA WAKTU TUK BERUBAH


Sebagian suami inginkan istrinya biasa bekerja dengan cepat dan sesuai keinginannya secara instan. Hal ini keliru, terlebih jika sampai mengatakan “Sudah berapa kali aku menyuruhmu untuk mengerjakan ini” atau “Bukankah sudah lebih dari seribu kali aku melarangmu mengerjakan ini dan itu”. Sesungguhnya sikap seperti itu menunjukkan bahwa anda bukanlah orang yang sabar, pemaaf dan berakhlak terpuji. Ingatlah bahwa seorang wanita membutuhkan waktu yang cukup untuk dapat mengubah dirinya.

 

 

Terlebih memang seorang wanita umumnya lebih terfokus atau dominan perasaannya dibandingkan logikanya. Terkadang ada yang membutuhkan waktu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, satu tahun bahkan bertahun – tahun untuk berubah. Untuk dapat mengubah diri 180 derajat menjadi baik dan lebih baik bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dengan mudah, terlebih jika sudah terbiasa bertahun – tahun dengan kebiasaan yang buruk dan tidak baik.

 

 

Perumpamaan bagaikan kita ingin memindahkan sebuah gunung dari tempatnya, tentunya sangat sulit bahkan mustahil. Akan lebih mudah dan mungkin jika perlahan dilebur menjadi bebatuan terlebih dahulu kemudian memindahkannya secara bertahap. Begitulah kira – kira sifat dan sikap kita dalam membimbing dan menasehati istri. Sabar, pelan - pelan dan bertahap. Seiring berjalannya waktu, dengan niat yang sungguh – sungguh, doa dan usaha yang keras, Insyaallah akan berhasil meskipun terkadang membutuhkan waktu yang tak singkat.

 

 

Seperti halnya Rasulullah SAW ketika beliau berada ditempat Aisyah dan ketika itu salah satu istri Rasulullah mengutus budaknya untuk menghantarkan bejana berisi makanan untuk disajikan kepada tamu yaitu para sahabat. Aisyah pun berdiri dan memukul bejana tersebut hingga jatuh dan berantakan. Lalu Rasulullah SAW pun bangkit dan mengambil makanan yang terlempar seraya berkata kepada para sahabat “Ibu kalian cemburu, ibu kalian cemburu”. Mengetahui tabiat dan cara berpikir kaum wanita, sehingga beliau pun memakluminya dan tidak emosi.

 

 

Hakikatnya, “berilah ia kesempatan. Kesempatan untuk tenang dan ditenangkan, kesempatan untuk meminta maaf, kesempatan untuk merubah dan memperbaiki dirinya”. Semoga bermafaat, khususnya untuk mereka yang penulis sayangi khususnya lagi untuk ia yang penulis cintai dialam sana juga untuk penulis pribadi. Amiin.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI AKUNTANSI : MEMAHAMI SIFAT - SIFAT AKUNTANSI

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN PADA PERUSAHAAN JASA (SERVICE COMPANY BUDGET)

AKUNTANSI BIAYA : METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING METHOD)